RI Tarik Utang Rp 2,07 Triliun Persiapkan Proyek Infrastruktur
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Republik Indonesia menarik pinjaman luar negeri sekitar 150 juta dolar AS atau setara Rp 2,07 triliun yang khusus digunakan untuk membantu pendanaan persiapan proyek-proyek infrastruktur, kata Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional, Sofyan Djalil.
Pada pertemuan investor di Jakarta, hari Senin (7/12), Sofyan menuturkan pinjaman itu akan melengkapi anggaran yang sudah disiapkan pemerintah untuk membereskan segala tahapan persiapan proyek 2016 di akhir tahun ini.
Tahapan persiapan proyek itu antara lain studi kelayakan, desain rekayasa teknis, pembebasan tanah, dan kelengkapan dokumen proyek.
"Kita pinjam dulu bagian dari uang yang seluruhnya disiapkan untuk persiapan proyek," katanya, tanpa merinci sumber pendanaan tersebut.
"Sudah ada komitmen 150 juta dolar untuk `project preparation`," katanya.
Dengan optimalnya persiapan proyek, lanjutnya, pelaksanaan dan pengerjaan fisik proyek tersebut akan sesuai jadwal. Sehingga akan mendorong dimulainya penyerapan belanja modal pemerintah yang ditargetkan di awal tahun.
Selain itu, kata dia, untuk proyek non-APBN, lembaga kreditur dan swasta dapat lebih yakin untuk bekerja sama dalam pendanaan.
"Makanya, penyerapan itu mudah mudahan tidak jadi kendala lagi," ujarnya.
Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas telah diamanatkan Presiden Joko Widodo untuk mensupervisi persiapan proyek-proyek infrastruktur.
Bappenas pernah mengungkapkan pihaknya akan mendapat alokasi anggaran tambahan senilai Rp 1 triliun untuk mendanai persiapan proyek infrastruktur tersebut.
Sofyan menegaskan persiapan proyek infrastruktur menjadi fokus pemerintah saat ini. Hingga awal Desember 2015 ini, dia mengklaim kementerian teknis infrastruktur masih bekerja keras untuk menuntaskan persiapan proyek infrastruktur.
"Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat misalnya sudah menuntaskan 1.600 paket dan itu siap dilelang," kata dia.
Direktur Keuangan Negara dan Analisa Moneter Kementerian PPN Sidqy L. Pangesti mengatakan dengan majunya penyerapan anggaran infrastruktur sejak awal 2016, pertumbuhan ekonomi pada triwulan pertama tahun depan bisa di atas 5,0 persen.
"Karena efek pengganda ekonominya ada di proyek infrastruktur. Triwulan pertama bisa 5,0 persen, begitu juga triwulan lainnya," kata Sidqy. (Ant)
Editor : Eben E. Siadari
Cara Telepon ChatGPT
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perusahaan teknologi OpenAI mengumumkan cara untuk menelepon ChatGPT hing...