Ribuan Orang Demonstrasi Anti-Pelantikan Donald Trump
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Para aktivis hak-hak sipil, hari Sabtu (14/1) waktu AS, bersumpah akan terus berjuang mempertahankan hak pilih dan keadilan hukum selama Donald Trump menjadi presiden dalam demonstrasi sepekan sampai presiden terpilih asal Partai Republik itu dilantik Jumat pekan depan.
Sekitar 2.000 demonstran yang sebagian besar kulit hitam mengabaikan hujan untuk berpawai dekat Martin Luther King Jr. Memorial di Washington, di tengah seruan pada koordinator lapangan untuk memperjuangkan hak-hak minoritas dan undang-undang pelayanan kesehatan yang ditandatangani Presiden Barack Obama namun berusaha dicabut kembali oleh Trump.
Pendeta sekaligus aktivis Al Sharpton yang juga penyelenggara demonstrasi serta pemimpin hak-hak sipil, menyatakan Demokrat di Kongres perlu mengirimkan sinyal yang jelas dengan tidak menjadi pengecut.
"Kita bergerak diiringi hujan karena kita ingin bangsa ini paham bahwa apa yang sudah diperjuangkan dan didapatkan, adalah yang Anda lebih perlukan ketimbang satu Pemilu untuk membalikkannya," kata Al Sharpton.
Trump menang berkat platform politiknya yang populis, antara lain janji membangun tembok pemisah di perbatasan Meksiko-AS, membatasi imigran dari negara-negara muslim dan mencabut Obamacare.
Keputusannya memilih Senator Jeff Sessions dari Alabama menjadi jaksa agung telah membangkitkan kekhawatiran kaum kiri bahwa Trump hendak melemahkan hak pilih kelompok minoritas dan menghentikan reformasi peradilan kriminal.
"Kita akan terus maju sampai neraka beku, dan ketika itu terjadi, kita akan maju di atas es," kata Cornell William Brooks, presiden dan kepala eksekutif Asosiasi Nasional untuk Pemajuan Rakyat Kulit Berwarna.
Unjuk rasa ini juga diikuti kelompok Hispanik La Raza, para politisi, keluarga Afro-Amerika korban kekerasan polisi, Liga Urban Nasional, Keluarga Berencana dan Kampanye HAM yang merupakan kelompok pembela hak-hak LBGT.
Aksi demo dilakukan beberapa jam setelah anggota DPRD AS dari Partai Demokrat Georgia sekaligus aktivis hak-hak sipil John Lewis mengecam Trump mengatakan bahwa peretasan yang diduga dilakukan oleh Rusia bertujuan membantu kemenangan pemilu Trump sehingga legitimasinya dipertanyakan.
Sekitar 30 kelompok, hampir semua dari mereka anti-Trump, mendapatkan izin melakukan protes sebelum, selama dan setelah pelantikan. Ribuan demonstran itu bersumpah untuk menghentikan pelantikan. (Ant/Reuters)
Tentara Ukraina Fokus Tahan Laju Rusia dan Bersiap Hadapi Ba...
KHARKIV-UKRAINA, SATUHARAPAN.COM-Keempat pesawat nirawak itu dirancang untuk membawa bom, tetapi seb...