Ribuan Tenaga Kerja Ilegal Ditangkap di Arab Saudi
JEDDAH, SATUHARAPAN.COM - Regu inspeksi dari otoritas Arab Saudi memulai penggerebekan besar-besaran pada hari Senin (4/11) di seluruh wilayah negara untuk menangkap tenaga kerja ilegal setelah berakhirnya masa amnesti.
Menurut beberapa sumber, ribuan imigran yang tidak memiliki surat ijin tinggal ditangkap di berbagai daerah di wiliyah Arab Saudi. Nawaf Al-Bouq, juru bicara polisi di Jeddah mengatakan, sebanyak 1.899 orang asing dan perempuan yang tidak memiliki ijin ditangkap di Jeddah.
Menurut pihak yang berwenang, 2.200 orang ditangkap di Samta, 379 orang di Provinsi Timur, 208 orang di Baha, 150 orang di Tabuk, 85 orang di Yanbu dan 80 orang di Hafar Al-Batin.
Al-Bouq mengatakan bahwa petugas menyerbu beberapa tempat umum dan alun-alun serta tempat-tempat dimana para imigran tak berijin berkumpul di berbagai bagian kota.
Menanggapi laporan tentang kumpulan imigran gelap asal Indonesia, Al-Bouq mengatakan bahwa mereka marah atas kelambanan penanganan di konsulat Indonesia.
“Mereka ingin meninggalkan Kerajaan dengan baik-baik. Namun, dokumen mereka masih belum selesai di konsulat. Kami akan berkoordinasi dengan konsulat untuk mempercepat prosedur dan memastikan mereka kembali ke negaranya,” katanya.
Al-Bouq mengatakan para pekerja telah dipindahkan ke pusat penahanan dan mereka akan tetap ditahan sampai selesainya prosedur tersebut.
Sementara itu, jalan-jalan di kota sangat tenang. Situs bangunan sudah sepi, lalu lintas di Riyadh pada jam sibuk pun sangat lancar, dan banyak toko-toko, kios dan pasar ditutup di lingkungan yang biasanya sibuk merupakan rumah bagi sejumlah besar masyarakat asing.
Di Zona Industri di Riyadh, dimana banyak pekerja asing, sebagian besar toko-tokop tutup pada hari Senin (4/11) pagi, menurut seorang saksi mengatakan ia melihat belasan orang berlarian untuk bersembunyi ketika mereka mendengar sirene polisi mendekat.
“Tidak ada yang datang membeli apa-apa hari ini. Ini situasi yang amat buruk,” kata Abu Safwat, seorang warga Suriah yang memiliki toko mesin di daerah tersebut.
Sebuah antrian panjang membentang di jalan di luar kantor visa sebagai pekerja asing yang mencoba untuk pergi tanpa membayar denda karena memperpanjang waktu tinggal. Beberapa diantaranya membawa barang-barang pribadi berharap untuk bisa langsung meninggalkan negara tersebut.
Seorang wanita asal Sri Lanka yang bekerja sebagai pembantu lepas di Riyadh mengatakan ia dan beberapa teman-temannya telah memutuskan untuk tinggal di rumah jika mereka terperangkap dalam serangan pemerintah.
Di distrik Batha, rumah bagi banyak para pekerja dengan upah rendah, beberapa toko tutup dan hanya karyawan asal Saudi bekerja pada orang lain. Kios-kios pasar menjadi sepi dari biasanya dimana disitu banyak yang berjualan buah, sayuran, pakaian dan ponsel.
Sebelum amnesti berakhir pada hari Senin, pemerintah mengeluarkan peringatan berulang kepada tenaga kerja asing untuk segera melegalkan status mereka atau mereka akan menghadapi hukuman termasuk penjara, denda dan deportasi. Perusahaan yang memperkerjakan tenaga kerja asing tanpa visa juga akan didenda. (saudigazette.com)
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...