Rieke: Polisi Diam Saat Terjadi Aksi Anarkis Atas Buruh
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Aparat kepolisian tidak represif dalam menanggapi gelombang aksi buruh menuntut kenaikan upah. Hanya, kepolisian pun diam saat terjadi aksi anarkis dan premanisme yang dilakukan ormas tertentu atas para buruh, seperti yang terjadi di Kabupaten Bekasi dan Kabupaten Karawang pada hari hari Kamis (31/10). Anggota ormas tidak saja menyerang para buruh dan pekerja, namun juga merusak fasilitas pabrik.
Rieke Diah Pitaloka, anggota Komisi IX DPR RI Fraksi Partai Demokrasi Indonesia – Perjuangan (FPDI-P), dalam siaran pers menyatakan telah terjadi aksi penganiayaan menggunakan senjata tajam yang memakan sejumlah korban di Kabupaten Bekasi.
Ade Nurdin Maulana menderita luka berat akibat dikeroyok 10 orang, Imron menjadi korban luka bacok di kepala, Subandi korban luka bacok di kepala, seorang satpam korban luka bacok di kepala, Joko menderita luka memar di wajah, Purwadi menderita luka memar, Karma korban luka bacok di punggung, dan Wawan Katiwa korban luka tusuk di pinggang. Mereka adalah pekerja di PT Abacus.
Suwanto menderita luka bacok di kepala dan dalam keadaan kritis, Rohmad menderita luka bacok di punggung, dan Diki menderita luka bacok di tangan. Mereka adalah pekerja PT Enkei. Para korban itu sebagian dirawat di Rumah Sakit Hosana dan Rumah Sakit Meirosa Bekasi.
Rieke Diah Pitaloka meminta supaya Komisi III DPR RI untuk memanggil Kapolri Sutarman dan meminta polisi mengusut tuntas peristiwa itu, menangkap para pelaku, melakukan proses hukum, dan menjatuhkan sanksi pidana. Juga meminta mendesak Presiden SBY menjalankan fungsinya sebagai pemerintah dalam merespon peristiwa itu. Jika pemerintah diam, maka dapat diasumsikan ada indikasi kesengajaan pemerintah menggunakan sipil untuk menghadang tuntutan kenaikan upah.
Editor : Bayu Probo
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...