Loading...
SAINS
Penulis: Sabar Subekti 12:51 WIB | Rabu, 08 Mei 2013

Robot Coelacanth Dipajang di Akuarium

Coelacanth yang diambil gambarnya oleh fotografer Mark V. Erdmann, Juli 1998 dan tampak berenang dengan penyelam di kedalaman 50 meter di perairan Sulawesi. (Foto: Smitsonian National Museum of Natural Hystory)

IWAKI, SATUHARAPAN.COM - Coelacanth adalah  jenis ikan purba yang masih hidup sampai sekarang, sehingga sering disebut sebagai fosil hidup. Salah satu perairan yang menjadi habitat ikan ini adalah perairan Manado Tua, di Sulawesi Utara.

Ketertarikan pada jenis ikan ini, bukan hanya pada para peneliti biologi, tetapi juga masyarakat umum. Di Iwaki, Perfektur Fukushima, Jepang, sebuah akuarium mempertontonkan ikan ini. Hanya saja yang ditampilkan bukanlah ikan hidup, melainkan robot  coelacanth.

Robot itu, seperti diberitakan situs berita Ashahi Shimbun, baru-baru ini, berukuran panjang 1,2 meter. Dia dipajang secara permanen para ruang pamer yang disebut  "Dunia of Coelacanth" yang berada di lantai pertama akuarium tersebut.

Akuarium ini dibangun untuk studi  tentang coelacanth. Foto dan video tentang ikan ini yang diambil di perairan Sulawesi dijadikan panduan untuk membuat robot ikan dan gerakan-gerakannya.

Pengunjung bisa menekan tombol dan enam sirip robot Coelacanth itu akan bergerak seperti ikan itu hidup dan berenang di air.

Coelacanth adalah ikan purba yang sebelumnya dianggap punah  pada akhir masa Creaceous, 65 juta tahun yang lalu. Para peneliti hanya menemukan fosil-fosil ikan ini, sampai pada tahun 1938 ditemukan sebuah specimen di sungai Chalumna, di timur Afrika.

Perburuan Coelacanth oleh para peneliti pun makin gencar dilakukan sampai kemudian terbetik kabar nelayan di Manado juga pernah menangkapnya. Hingga sekarang perairan Manado Tua termasuk tempat yang menarik bagi peneliti Coelacanth. Berbagai foto dan video mendokumentasikan kehidupan ikan purba ini. Peneliti dari Kanazawa Institute of Technology, Jepang salah satu yang berhasil mengambil gambar video pada sekelompok ikan ini pada habitatnya di perairan Sulawesi.

Nama Coelacanth berarti duri yang berongga yang diambil dari bahasa Yunani. Nama ini merujuk pada duri siripnya yang berongga. Ikan ini  merupakan bagian dari cabang evolusi tertua yang masih hidup.

Berbagai informasi menyebutkan Coelacanth ditemukan di Sulawesi, Kenya, Tanzania, Mozambik, Madagaskar, dan Afrika Selatan. Disebutkan ikan ini terdiri dari sekitar 120 spesies yang diketahui berdasarkan penemuan fosil. Namun hanya ada dua spesies hidup, yaitu Latimeria chalumnae, dan Latimeria menadoensis.

Editor : Sabar Subekti


BPK Penabur
Gaia Cosmo Hotel
Kampus Maranatha
Back to Home