Roket Palestina Ditembakkan dari Gaza ke Israel, Menyusul Bentrokan di Al-Aqsa
YERUSALEM, SATUHARAPAN.COM-Dua roket lagi ditembakkan pada hari Rabu (5/4) malam dari Jalur Gaza yang diblokade Israel menuju wilayah Israel, kata tentara dan saksi, setelah tembakan roket sebelumnya menyebabkan serangan udara balasan.
Saksi melaporkan roket terbaru diluncurkan dari utara Gaza. Tentara Israel mengatakan satu mendarat di sisi Gaza sementara yang lain jatuh di daerah perbatasan antara Gaza dan Israel.
Gerilyawan Palestina menembakkan sedikitnya sembilan roket dari Gaza ke Israel setelah bentrokan pertama, menarik serangan udara yang menurut Israel menargetkan lokasi produksi senjata untuk kelompok Islam Hamas yang menguasai daerah kantong pantai yang diblokade itu.
Tidak ada korban yang dilaporkan di kedua sisi perbatasan Gaza. Hamas tidak mengklaim bertanggung jawab atas serangan roket itu tetapi mengatakan itu adalah tanggapan atas serangan di al-Aqsa, tempat bentrokan pada 2021 memicu perang 10 hari dengan Gaza.
Tepat sebelum bentrokan al-Aqsa kedua, dua roket lagi ditembakkan dari Gaza. Militer Israel mengatakan satu gagal dan yang lainnya di ruang terbuka "Kami tidak tertarik dengan eskalasi, tapi kami siap untuk skenario apa pun," kata juru bicara militer Israel, Daniel Hagari, pada hari sebelumnya.
Kompleks Al-Aqsa di Kota Tua Yerusalem adalah situs tersuci ketiga bagi umat Islam di mana puluhan ribu orang beribadah selama Ramadhan. Itu juga merupakan situs paling suci Yudaisme, yang dipuja sebagai Temple Mount, sisa dari dua kuil Yahudi dalam Alkitab.
Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu menyalahkan situasi pada "ekstremis" yang membarikade diri mereka sendiri di dalam masjid dengan senjata, batu, dan kembang api.
“Israel berkomitmen untuk menjaga kebebasan beribadah, akses bebas ke semua agama dan status quo di Temple Mount dan tidak akan membiarkan ekstremis kekerasan mengubah itu,” katanya dalam sebuah pernyataan.
Di bawah pengaturan "status quo" lama yang mengatur kompleks tersebut, non-Muslim dapat berkunjung tetapi hanya Muslim yang boleh beribadah. Beberapa pengunjung Yahudi semakin sering berdoa di sana meskipun ada pengaturan itu.
Wakaf menggambarkan tindakan polisi sebagai “serangan mencolok terhadap identitas dan fungsi masjid sebagai tempat ibadah bagi umat Islam saja.”
Polisi Israel bentrok dengan warga Palestina di Masjid al-Aqsa Yerusalem untuk kedua kalinya pada hari Rabu, kata saksi mata, beberapa jam setelah penangkapan dan pemindahan lebih dari 350 orang dalam penggrebegan polisi di kompleks tersebut dan meskipun ada seruan AS untuk meredakan ketegangan.
Konfrontasi tersebut, selama bulan suci Ramadhan dan menjelang hari raya Paskah Yahudi, memicu baku tembak lintas batas di Gaza dan memicu kekhawatiran akan kekerasan lebih lanjut.
Dalam kejadian kedua, pada larut malam, polisi memasuki kompleks dan mencoba mengevakuasi jemaah, menggunakan granat kejut, dan menembakkan peluru karet, kata staf Wakaf, organisasi Islam yang ditunjuk Yordania yang mengelola kompleks tersebut.
Para jemaah melemparkan benda-benda ke arah polisi, kata saksi mata. Bulan Sabit Merah Palestina mengatakan enam orang terluka.
Dalam sebuah pernyataan, polisi mengatakan puluhan anak muda membawa batu dan petasan ke masjid dan mencoba membarikade diri di dalam. Wakaf, bagaimanapun, mengatakan polisi memasuki masjid sebelum shalat selesai. (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...