Hadapi Invasi Rusia, Polandia dan Ukraina Sepakat Pererat Kerja Sama
WARSAWA, SATUHARAPAN.COM-Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, memenangkan janji baru kerja sama militer dan ekonomi pada hari Rabu (5/4) dalam kunjungan kenegaraan ke sekutu setia Polandia. Dia juga mengatakan bahwa pasukan Kiev yang bertempur di kota timur Bakhmut dapat mundur jika mereka menghadapi ancaman dikepung oleh pasukan Rusia.
Presiden Polandia, Andrzej Duda, mengatakan Warsawa telah memberikan empat jet tempur MiG-29 rancanganUni Soviet ke Ukraina, dengan empat lagi dalam proses penyerahan dan enam lainnya sedang disiapkan.
Pada konferensi pers dengan mitranya dari Polandia, Zelenskyy menggambarkan bahaya dalam pengepungan Bakhmut, yang telah dihancurkan oleh pertempuran selama delapan bulan yang juga menelan banyak korban jiwa di kedua sisi.
“Bagi saya, masalah yang paling penting adalah militer kita,” katanya. “Dan tentu saja, jika ada momen peristiwa yang lebih panas dan bahaya bahwa kita mungkin kehilangan personel karena pengepungan, pasti akan ada keputusan yang tepat dari jenderal di lapangan.”
Dalam sebuah wawancara baru-baru ini dengan The Associated Press, Zelenskyy menggarisbawahi pentingnya membela Bakhmut, dengan mengatakan kejatuhannya dapat memungkinkan Rusia menggalang dukungan internasional untuk kesepakatan yang dapat mengharuskan Ukraina membuat kompromi yang tidak dapat diterima.
Selama kunjungannya ke Warsawa, kedua negara berusaha menjalin hubungan yang lebih erat untuk menentang perang skala penuh Rusia melawan Kiev yang telah membentuk kembali aliansi internasional.
Hubungan AS Rusia
Presiden Rusia, Vladimir Putin, sementara itu, mengatakan hubungan Moskow dengan Washington "dalam krisis yang mendalam" karena AS telah memimpin sekutunya dalam memasok bantuan dan senjata ke Ukraina.
Berbicara pada sebuah upacara di mana dia menerima mandat diplomatik dari duta besar 17 negara, termasuk Amerika Serikat, Putin menuduh bahwa dukungan Washington untuk protes tahun 2014 di Kiev yang menggulingkan presiden pro Kremlin menyebabkan Rusia mengirim pasukan ke Ukraina.
Zelenskyy mengatakan pada konferensi persnya dengan Duda bahwa pemerintahnya akan "menyambut hangat" bisnis Polandia yang ingin membantu pembangunan kembali Ukraina pascaperang, yang diperkirakan Bank Dunia dapat menelan biaya US$411 miliar.
Dia kemudian bertemu dengan Perdana Menteri Mateusz Morawiecki dan menandatangani perjanjian untuk mengembangkan infrastruktur Ukraina yang membuka pintu bagi ratusan perusahaan Polandia.
Polandia memberikan penghormatan dan pujian militer kepada Zelenskyy saat menyambut dia dan istrinya dalam kunjungan bersama, di mana mereka berterima kasih kepada negara atas dukungan militernya yang penting serta menjadi surga bagi pengungsi Ukraina. Bekas satelit Uni Soviet yang sekarang menjadi anggota Uni Eropa dan NATO merasa sangat terancam oleh Rusia dan telah menjadi advokat terkemuka untuk bantuan ke Kiev.
Zelenskyy mengatakan negara-negara tersebut menandatangani paket pertahanan baru untuk pengiriman persenjataan Polandia. Mereka juga akan mendirikan pabrik bersama untuk senjata dan amunisi, katanya.
Morawiecki mengatakan kunjungan Zelenskyy “sangat penting karena kami membentuk gambaran Eropa untuk masa depan. Kremlin dan Putin, Moskow ingin mengakhiri Ukraina, tetapi hari ini kita dapat melihat bahwa perang ini memulai akhir dari Rusia yang agresif, Rusia yang kita kenal, dan (menandai) awal dari Eropa yang benar-benar baru. Ini adalah awal dari Eropa yang benar-benar baru.”
Sebelumnya, Zelenskyy dan Duda mengatakan mereka ingin meninggalkan semua keluhan era Perang Dunia II yang masih ada di Ukraina dan Polandia. “Tidak ada topik yang tabu di antara kami,” kata Duda. “Masih ada luka terbuka dalam ingatan banyak orang.” (AP)
Editor : Sabar Subekti
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...