Romo Benny Susetyo: Indonesia Butuh Pemimpin yang Punya Pathos
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Indonesia membutuhkan pemimpin yang punya hati, mampu mengubah keadaan, dan mampu melawan mafia. Hal itu disampaikan Romo Benny Susetyo di diskusi yang diadakan LIMA Indonesia bertema "Mukernas PDIP: Akankah Mendorong Capres Baru?" di Jakarta pada hari Jum’at (6/9).
“Sekarang prakteknya jelas, Tanah Abang bisa diselesaikan, waduk bisa diselesaikan, menghadapi mafia. Kalau sekarang track records-nya tinggi, karena pemimpin ini punya pathos. Pathos itu derita rakyat bagian dari deritanya. Pemimpin yang punya pathos itu pemimpin yang punya keutamaan, karakter. Punya keberanian, kebijaksanaan, tidak banyak ngomong. Tetapi praksis bisa menyelesaikan dalam waktu yang tidak lama.” Kata rohaniwan yang akrab dengan isu-isu sosial ini.
Romo Benny Susetyo mencontohkan bahwa Soekarno Hatta memiliki karakter itu. Pemimpin yang punya karakter itu pemimpin yang hidupnya untuk rakyat. Soekarno Hatta dipenjara untuk rakyat. Hidupnya miskin dan tidak punya harta yang berlimpah. Pemimpin itu bersih dari masalah sehingga Indonesia punya harapan. Tetapi setelah itu Indonesia tidak punya harapan pemimpin besar karena tidak punya pathos.
“Pemimpin kita tidak punya pathos karena hidup dalam lingkaran mafia. Mafia ini yang mendikte cara bertindak, berpikir, bernalar, sehingga tidak mampu membuat terobosan.” Kata Romo Benny Susetyo.
Dalam Romo Benny Susetyo menyoroti Mukernas PDIP, dia berpendapat bahwa sekarang momentum PDIP mencari pemimpin alternatif. Pemimpin alternatif itu bisa menerjemahkan sipritualitas Marhenisme. Spiritualitas Marhaenisme adalah spiritualitas khas orang Indonesia. Yaitu orang-orang miskin diangkat martabatnya sehingga memiliki kemandirian karena orang miskin adalah proses yang dibuat kekuasaan.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...