Romo Magnis Protes ACF Soal Penghargaan untuk SBY
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Romo Prof. Franz Magnis Suseno SJ mengirim surat protes kepada Appeal Conscience Foundation (ACF) berkaitan dengan rencana yayasan yang bermarkas di Amerika Serikat itu memberikan penghargaan World Stateman Awards kepada Presiden Susilo Bambang Yudhoyono berkaitan dengan kebebasan beragama di Indonesia.
Dalam surat yang juga diperoleh satuharapan.com melalui jejaring sosial, Romo Magnis mengungkapkan bahwa rencana itu mediskreditkan yayasan. Seperti diketahui bahwa yayasan ini mengklaim bekerja untuk kebebasan beragama dan hak azasi manusia. Bahkan dalam situs resminya menuliskan, “A crime committed in the name of religion is the greatest crime against religion” (kejahatan yang dilakukan atas nama agama adalah kejahatan terbesar terhadap agama).
Dalam surat tersebut Romo Magnis, seorang imam Katolik dan professor filsafat, mempertanyakan dasar keputusan yayasan ini untuk memberikan penghargaan pada SBY, serta menanyakan bagaimana yayasan mengambil keputusan tanpa meminta informasi dari orang-orang Indonesia yang bersangkutan.
“Tidakkah Anda tahu tentang meningkatnya kesulitan orang-orang Kristen untuk mendapatkan izin membuka tempat beribadah, tentang meningkatnya jumlah penutupan secara paksa gereja, tentang munculnya peraturan baru yang membuat kaum minoritas lebih sulit beribadah, demikian juga meningkatnya intoleransi di tingkat akar rumput?” tulis Romo Magnis dalam surat tersebut.
“Dan terutama, apakah Anda pernah mendengar tentang sikap memalukan dan sangat berbahaya kelompok agama garis keras terhadap mereka yang disebut menganut ajaran sesat, seperti anggota Ahmadiyah dan komunitas penganut Syiah, dan pemerintah Susilo Bambang Yudhoyono tidak melakukan apa-apa dan tidak mengatakan apa-apa untuk melindungi mereka?” tambahnya.
Dia juga mengungkapkan bahwa, “muncul pertanyaan apakah kondisi Indonesia akan memburuk seperti Pakistan dan Irak…, di mana setiap bulan ratusan orang Syiah dibunuh karena motivasi agama?
Romo Magnis menyebutkan bahwa Presiden Susilo Bambang Yudhoyono sampai ke saat ini dalam 8 1/2 tahun menjabat presiden belum sekalipun mengatakan sesuatu kepada rakyat Indonesia, bahwa mereka harus menghormati kaum minoritas? Bahwa ia menghindari tanggung jawab terhadap meningkatnya kekerasan terhadap pemeluk Ahmadiyah dan pemeluk Syiah.
“Sekali lagi, kepada siapakah Anda meminta informasi sebelum membuat keputusan tentang pilihan memberikan penghargaan ini? Apa yang menjadi motivasi Anda untuk memberikan kepada presiden hadiah untuk toleransi agama yang sangat jelas tidak memiliki keberanian apapun untuk melakukan tugasnya melindungi kaum minoritas?” kata dia.
“Saya harus menambahkan bahwa saya bukan radikal, bahkan bukan "ekstrimis hak asasi manusia" (jika yang seperti itu masih ada). Saya hanya menyerukan tentang begitu banyak kemunafikan. Permainan ada di tangan Anda, - meskipun masih sedikit – orang-orang radikal sedang berusaha memurnikan Indonesia dari semua apa yang mereka anggap sebagai ajaran sesat dan kafir,” katanya menutup surat tersebut.
Seperti diberitakan bahwa SBY berencana akan berada di New York pada akhir bulan ini, dan pada tanggal 30 Mei akan menghadiri jamuan makan malam di mana pihak Istana menyebutkan SBY akan menerima penghargaan tersebut.
Tentang rencana ini, berbagai pihak, lembaga dan tokoh di Indonesia yang prihatin tentang kebebasan beragama dan meningkatnya intoleransi, bahkan dilakukan dengan kekerasan, telah mengajukan surat protes kepada yayasan tersebut.
Namun sejauh ini belum ada berita bahwa pihak yayasan memberi perhatian dan melihat kenyataan yang terjadi di Indonesia. Dan berbagai pihak terus menyampaikan protes terhadap yayasan tersebut.
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...