Rosemary, Meningkatkan Memori Mencegah Alzheimer
SATUHARAPAN.COM – Herbal rosemary mungkin sedikit asing bagi sebagian orang Indonesia. Kalaupun ada yang mengenalnya, lebih biasa menganggapnya sebagai tanaman hias, karena tanaman ini juga dikenal dengan bentuknya yang mirip cemara dengan bunga ungu yang memikat.
Rosemary memiliki wewangian pinus yang tajam. Rasa rosemary yang menyengat, sangat cocok untuk dimanfatkan sebagai bumbu masakan berbahan ayam, domba, babi, salmon, dan ikan tuna, serta banyak sup dan saus.
Rosmarinus officinalis, menurut Wikipedia, umumnya dikenal sebagai rosemary, adalah ramuan berkayu, tumbuhan abadi dengan daun yang harum, selalu hijau, seperti jarum dan bunga putih, merah muda, ungu, atau biru. Tumbuhan ini asli daerah Mediterania.
Tanaman ini adalah anggota dari keluarga mint Lamiaceae, yang mencakup banyak herbal lainnya. Nama “rosemary” berasal dari bahasa Latin untuk “embun” (ros) dan “laut” (marinus), atau “embun laut”. Tanaman ini juga kadang-kadang disebut anthos, dari kata Yunani kuno yang berarti “bunga”. Rosemary memiliki sistem akar berserat.
Di belahan Eropa dan Amerika, tanaman ini sangat familier dimanfaatkan sebagai bumbu masak.
Ekstrak daun rosemary diketahui mampu meningkatkan ingatan, menurut penelitian yang dilakukan di Universitas Northumbria, dikutip dari Kompas.com pada (4/1/2016). Mencium aroma rosemary saja dapat mempertajam ingatan seseorang.
Aroma rosemary dapat meningkatkan memori, karena membantu produksi zat kimia di otak. Kandungan senyawa 1,8-cineole yang terdapat dalam tanaman rosemary inilah yang diduga memengaruhi bahan kimia di otak.
Penelitian dilakukan dengan tes memori sambil duduk di ruangan yang telah diberi aroma minyak rosemary. Sementara itu, responden lain, duduk di ruangan dengan wangi lavender dan ruangan tanpa diberi aroma. Hasil penelitian meyebutkan aroma rosemary meningkatkan kemampuan mengingat masa lalu dan mengingat apa yang harus dilakukan kemudian.
Penelitian yang dilakukan International Journal of Neuroscience dengan menggunakan rosemary oil aromatherapy, menemukan bahwa rosemary memiliki efek yang menenangkan dan meningkatkan kinerja memori.
Tidak hanya berefek pada memori, penelitian juga menemukan rosemary essential oil dapat membantu mengobati dan mencegah penyakit Alzheimer.
Solomon Habtemariam dari Laboratorium Penelitian dan Analisis Herbalakologi Farmasi UK, Chatham-Maritime, Kent Inggris, meneliti potensi rosemary untuk terapi penyakit Alzheimer. Senyawa paling penting dari tanaman adalah fenolik diterpenes tipe abietane, yang memiliki aktivitas antioksidan.
Potensi terapeutik senyawa itu digunakan untuk penyakit Alzheimer (AD). Sifat multifungsi dari senyawa-senyawa memiliki perlindungan untuk neuronal, termasuk peradangan otak, dan pembentukan amiloid beta (Aβ), polimerisasi, dan patologi .
Demikian pula dengan penelitian Aulia Fajri Febrini dari Sekolah Tinggi Ilmu Kesehatan Fort de Kock Bukittinggi Sumatera Barat, yang meneliti pengaruh aromaterapi rosemary (Rosmarinus officinalis) terhadap memori jangka pendek lansia di Panti Sosial Tresna Werdha Sabai Nan Aluih Sicincin Tahun 2017.
Salah satu efek dari proses lansia adalah penurunan kognitif yang akan berimbas pada penurunan memori jangka pendek. Beberapa metode untuk meningkatkan memori, salah satunya dengan aromaterapi. Aromaterapi adalah cara penyembuhan dengan menggunakan konsentrasi minyak yang sangat aromatik yang diekstrasi dari tumbuh-tumbuhan.
Pengaruh aromaterapi rosemary dapat meningkatkan memori jangka pendek lansia.
Pemerian Botani Tanaman Rosemary
Rosemary (Rosmarinus officinalis, Linn), menurut Wikipedia, adalah semak cemara aromatik dengan daun mirip jarum hemlock. Rosemary, dikutip dari herbal-supplement-resource.com, adalah semak cemara, termasuk keluarga mint (Lamiaceae).
Tanaman ini bisa tumbuh hingga 2 meter, dan bunganya mungil berwarna biru pucat, yang muncul dalam kelompok-kelompok kecil di atas batang. Daunnya ramping dan terlihat sangat mirip dengan jarum pinus melengkung. Daunnya hijau di atas, dan abu-abu di bawahnya. Ramuan kering berwarna hijau kecokelatan.
Tanaman ini asli Mediterania dan Asia, tetapi mampu tumbuh di iklim yang dingin. Rosemary juga dapat bertahan di daerah yang kering.
Tanaman berbunga di musim semi dan musim panas di daerah beriklim sedang, dan dapat terus mekar di iklim hangat. Bunganya berwarna putih, merah muda, ungu, atau biru tua. Rosemary juga memiliki kecenderungan untuk berbunga di luar musim berbunga yang normal.
Rosemary digunakan sebagai tanaman hias di kebun yang mungkin memiliki efek pengendalian hama. Daunnya digunakan untuk membumbui berbagai makanan, seperti isian dan daging panggang.
Rosemary adalah salah satu dari 2-4 spesies dalam genus Rosmarinus. Spesies lain yang paling sering dikenal, yang terkait erat, adalah Rosmarinus eriocalyx, dari Maghreb dan Iberia.
Dikutip dari herbal-supplement-resource.com, rosemary juga dikenal dengan nama lain. Di antaranya, tanaman kompas, kompas gulma, incensier, embun laut, tanaman kutub. Di berbagai negara, rosemary juga dikenal dengan berbagai nama lokal, di antaranya romero (Spanyol), mi-tieh-hsiang (Tiongkok), rosmarin (Swedia). Tanaman ini tumbuh subur di iklim yang hangat dan cerah.
Rosemary, dikutip dari atsirich.com, dianggap suci oleh orang Yunani, Romawi, Mesir, dan Ibrani kuno. Rosemary atau rosmarin, diketahui lebih dari sekadar herbal aromatic, namun juga menjadi teman berbagai masakan.
Rosemary juga merupakan salah satu minyak esensial atau minyak atsiri paling kuat.
Manfaat Herbal Tanaman Rosemary
Khasiat rosemary yang sangat populer di kalangan pencinta aromaterapi muncul berdasarkan penelitian yang dilakukan di Universitas Northumbria. Dikatakan, mencium aroma rosemary saja dapat membantu mempertajam dan meningkatkan daya memori otak seseorang.
Penelitian lain di Jurnal Cell menemukan, asam carnosic pada rosemary berfungsi untuk merangsang saraf otak dan mencegah dimensia, atau pikun, termasuk juga kecenderungan mengalami Azheimer.
Rosemary, dikutip dari ncbi.nlm.nih.gov, adalah tanaman rumah tangga yang biasa digunakan untuk penyedap makanan, minuman, serta kosmetik. Dalam pengobatan tradisional, tanaman ini digunakan sebagai antispasmodic pada kolik ginjal dan dismenorea, dalam mengurangi gangguan pernapasan dan untuk merangsang pertumbuhan rambut.
Ekstrak rosemary melemaskan otot-otot halus trakea dan usus, dan memiliki aktivitas choleretic, hepatoprotective dan antitumerogenic. Konstituen terpenting rosemary adalah asam caffeic dan turunannya seperti asam rosmarinic. Senyawa ini memiliki efek antioksidan.
Khasiat rosemary dalam kandungan intisarinya memiliki sifat carnisol merupakan senyawa yang membantu mencegah kanker payudara, kanker kulit, kanker prostat, kanker usus, dan leukemia.
Aromanya yang cukup tajam, juga dipercaya dapat melancarkan sirkulasi darah, memperbaiki masalah pencernaan, dan menenangkan. Selain itu, rosemary bersifat antibakteria, antioksidan, antitumor, dan antiseptik.
Di beberapa negara aroma rosemary digunakan pula sebagai bahan anti-serangga. Serangga termasuk nyamuk dan kumbang cenderung enggan berdiam di lokasi dengan aroma rosemary yang kuat. Menanam rosemary di halaman mencegah nyamuk berdiam di sana.
Hal ini terbukti dengan Penelitian dari Ardianto Wibowo dari Jurusan Kimia, Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Institut Teknologi Sepuluh November (ITS) Surabaya. Ia meneliti minyak atsiri dari daun rosemary sebagai insektisida. Hasil penelitiannya menunjukkan minyak atsiri dari rosemary menunjukkan aktivitas larvasida secara aktif terhadap Aedes aegypti.
MR al Sereiti dan tim, dari Department of Pharmacology, Faculty of Medicine, Al-Fateh University of Medical Sciences, Tripoli, Libya, meneliti farmakologi rosemary (Rosmarinus officinalis Linn.) dan potensi terapeutiknya. Hasil penelitian menunjukkan rosemary dan konstituennya, terutama turunan asam caffeic seperti asam rosmarinic memiliki potensi terapeutik dalam pengobatan atau pencegahan asma bronkhial, gangguan spasmogenik, ulkus peptik, penyakit inflamasi, hepatotoksisitas, aterosklerosis, penyakit jantung iskemik, katarak, kanker dan buruk motilitas sperma.
Sebuah penelitian yang diterbitkan dalam jurnal Investigative Ophthalmology & Visual Science, yang dipimpin oleh Dr Stuart A Lipton, PhD dan rekan-rekan di Sanford-Burnham Medical Research Institute, dikutip dari medicalnewstoday.com, mengungkapkan bahwa asam carnosic, yang merupakan komponen utama rosemary, dapat secara signifikan meningkatkan kesehatan mata. Ini bisa memiliki aplikasi klinis untuk penyakit yang mempengaruhi retina luar, seperti degenerasi makula terkait usia, penyakit mata yang paling umum di Amerika Serikat.
Editor : Sotyati
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...