Rouhani Mendesak Negara Barat Bebaskan Sanksi Iran
TEHERAN, SATUHARAPAN.COM - Presiden Iran yang baru terpilih, Hassan Rouhani meminta negara-negara Barat dalam pidato kenegaraannya yang pertama bahwa satu-satunya cara untuk membangun hubungan dengan Iran adalah melalui dialog dan meminta mereka untuk melepaskan “bahasa sanksi” akibat program memperkaya uranium.
Rouhani, seorang ulama moderat yang memenangkan pemilihan umum sebagai Presiden dengan telak pada tanggal 14 Juni, berpidato setelah diambil sumpahnya sebagai presiden di hadapan parlemen pada hari Minggu.
“Jika anda mencari jawaban yang tepat, berbicaralah kepada rakyat Iran melalui bahasa yang penuh rasa hormat bukan dengan bahasa yang penuh sanksi” kata Rouhani pada pidatonya yang disiarkan secara langsung melalui stasiun televisi Iran.
Setelah pidato perdananya, Amerika Serikat menyatakan bahwa mereka siap bekerja sama dengan Iran melalui kesepakatan yang sungguh-sungguh.
“Dalam pidato perdana Presiden Rouhani menunjukkan kesempatan Iran untuk bertindak secara cepat dalam menyelesaikan kepedulian masyarakat internasional dalam hal pengembangan nuklir.” Ucap juru bicara Gedung Putih Jay Carney.
Negara-negara Barat berharap bahwa Rouhani mampu untuk melakukan pendekatan yang lebih lagi dalam hal pembicaraan yang panjang dengan pergerakan nuklir Tehran yang kontroversial, meskipun Iran menolak dituduh oleh beberapa negara besar sedang mengembangkan kekuatan militer dengan nuklirnya.
Kabinet Baru
Dalam pidatonya di Teheran, Rouhani mengatakan bahwa tujuannya saat ini adalah untuk memperbaiki kehidupan masyarakat Iran yang saat ini ada di bawah garis kemiskinan karena sanksi yang diberikan oleh Amerika dan Eropa berkaitan dengan penolakan pengembangan nuklir oleh Iran.
“Masyarakat menginginkan kehidupan yang lebih baik, mempunyai martabat dan kehidupan yang stabil. Mereka ingin mendapatkan kembali apa yang seharusnya mereka dapat di mata dunia,” kata Rouhani, yang berjanji akan selalu setia pada sistem moderat.
Rouhani yang secara formal mulai bekerja pada hari Sabtu (3/8), mulai menunjuk kabinet parlemennya yang didominasi oleh laki-laki, satu hari setelah pidato kenegaraan perdananya. Ia lebih banyak memilih anggota kabinet yang berpengalaman sebagai teknokrat.
Secara resmi, ia memiliki waktu dua minggu dari hari Minggu untuk menentukan nama kabinetnya.
Presiden konservatif ini, masih memiliki waktu 10 hari ke depan untuk mengkaji lebih jauh para kandidatnya, tetapi media melaporkan bahwa anggota parlemen akan mulai memilih dalam jangka waktu satu minggu atau kurang dari itu.
Rouhani telah menunjuk Mohammad Nahavandian, orang Iran mendapat pendidikan di AS dan menjadi warga AS setelah mendapat Green Card, sebagai wakil stafnya. Dia berharap untuk bisa memegang peranan penting dalam memimpin kebijakan ekonomi masa pemerintahan Rouhani.
Kandidat yang lainnya adalah diplomat kawakan yang sudah pensiun, Mohammad Javad Zarif sebagai menteri luar negeri dan mantan menteri perminyakan Bijan Namdar Zanganeh untuk menempati posisi yang sama.
Editor : Windrarto
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...