RRT Siap Tingkatkan Kerja Sama Ekonomi di APEC
MANILA, SATUHARAPAN.COM - Presiden Republik Rakyat Tiongkok (RRT) Xi Jinping menyerukan dan siap bekerja sama dalam peningkatan infrastruktur di bidang ekonomi kepada negara-negara anggota Konferensi Tingkat Tinggi Kerja Sama Ekonomi Asia Pasifik (KTT APEC).
“Situasi ekonomi Tiongkok saat ini timbul kecenderungan yang membaik pasca kerja sama di Antalya (KTT G-20) dan di Manila (KTT APEC),” kata Xi Jinping di sela-sela KTT APEC 2015, di Manila, Filipina, hari Kamis (19/11).
Selain itu menurut Xi Jinping seluruh negara anggota APEC diharapkan terus maju dengan reformasi, inovasi, membangun perekonomian terbuka, melaksanakan Agenda Pembangunan Berkelanjutan 2030, dan mempromosikan konektivitas.
Xi menambahkan, RRT saat ini telah membuat pemetaan khusus untuk pertumbuhan ekonomi Asia-Pasifik, namun Xi mengatakan RRT bukan sebagai penguasa namun peserta, dan kerabat bagi negara-negara Asia Pasifik.
Dalam keterangan resmi kepada media, Menteri Luar Negeri RRT, Wang Yi menegaskan bahwa RRT berkomitmen bersungguh-sungguh memperluas Kerja Sama Perdangangan Bebas tidak hanya sebatas negara-negara Asia Tenggara namun juga ke Asia Pasifik (Free Trade Area of the Asia-Pacific/FTAAP).
“Dalam kerja sama FTAAP Tiongkok ingin merumuskan dan sungguh-sungguh menerapkan konektivitas untuk ekonomi dan transportasi di Pasifik cetak biru, membantu negara-negara lain dengan pembangunan infrastruktur, dan negara-negara anggota APEC harus memiliki strategi pengembangan sendiri dengan orang lain,” kata Wang.
Wang mengapresiasi bahwa saat ini pihaknya banyak negara-negara yang menaruh perhatian yang tinggi terhadap kebijakan ekonomi Tiongkok, kata Wang.
Wang menyebut Tiongkok dalam KTT G-20 dan KTT APEC menguraikan bahwa Tiongkok selama lima tahun ke depan akan menggunakan jalur sutera yang inovatif, terkoordinasi, pengembangan hijau, terbuka dan berbagi.
Jalur Sutera
Catatan Wikipedia menyebut jalur sutra (silk road) adalah jalur yang melegenda, terbentuk pada era Dinasti Han di Tiongkok yang menghubungkan sejumlah wilayah di Asia, Eropa sampai Afrika.
Menurut situs Kementerian Luar Negeri Tiongkok saat Xi Jinping melakukan kunjungan kenegaraan di Kazakhstan pada 7 September 2013 dia pernah mengusulkan pembangunan Sabuk Ekonomi Jalur Sutra (Silk Road Economic Belt).
Tiga minggu kemudian, menurut China Radio International, di hadapan parlemen Indonesia di Jakarta, Xi mengemukakan konsep Jalur Sutra Maritim Abad ke-21 (21st Century Maritime Silk Road). Kedua konsep ini, yang digabungkan menjadi inisiatif One Belt, One Road (OBOR) atau Satu Sabuk dan Satu Jalur, sebagai desain yang menghubungkan negeri-negeri yang dilintasi rute perdagangan bersejarah itu, mulai dari Asia Tengah hingga Eropa dan Afrika, mulai dari Asia Tenggara hingga Jazirah Arab. (xinhuanet.com/fmprc.gov.cn/indonesia.cri.cn).
Editor : Eben E. Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...