Ruhut Sitompul Siap Pimpin Komisi III DPR RI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Politisi Partai Demokrat (PD) Ruhut Sitompul menyatakan, dirinya siap memimpin Komisi III DPR RI menggantikan Gede Pasek Suardika.
"Saya telah siap memimpin Komisi III DPR, hal-hal baik dari kepemimpinan Pak Benny (Benny K Harman - red) dan Pak Pasek (Gede Pasek Suardika - red) akan saya lanjutkan,” kata Ruhut di Kompleks Parlemen, Senayan, Senin (23/9).
Ruhut mengatakan, dirinya ingin menunjukkan kepada masyarakat, masih banyak anggota DPR yang baik dan bersih. "Selama ini masyarakat menilai anggota DPR banyak yang melakukan korupsi terlebih setelah munculnya kasus dugaan penyuapan Hakim Agung saat menjalani uji kelayakan di gedung parlemen," kata Ruhut.
Ruhut menilai, para anggota dewan yang menolak kepemimpinan dirinya karena mereka tahu Ruhut tidak kenal kompromi. "Partai Demokrat saja saya 'bersihkan'. Mereka yang menolak itu kan oknum, bukan atas nama partai,” ujar Ruhut.
Sebelumnya pada hari Rabu (18/9), Fraksi PD di DPR merotasi sejumlah kadernya dari jabatan di fraksi dan komisi. Dua di antaranya Gede Pasek Suardika dan Saan Mustopa. Ruhut Sitompul menggantikan Gede Pasek sebagai Ketua Komisi III. Sementara itu Teuku Rafly Harsya menggantikan Saan Mustopa sebagai Sekretaris Fraksi Partai Demokrat di DPR.
Beberapa anggota DPR RI khususnya dari Komisi III menyatakan penolakan atas penunjukan Ruhut sebagai Ketua Komisi III DPR RI.
Ruhut Marah Disebut Badut
Sementara itu ketika disinggung para wartawan tentang komentar para anggota dewan yang menganggap dirinya badut politik, Ruhut mempertanyakan mengapa mereka menyebut dirinya serendah itu.
"Yang bilang gua badut, gua bodoh siapa? Almamaterku Unpad (Universitas Padjajaran), pengalaman lawyer di atas 30 tahun, catat itu! Dia (yang menolak - red) baru berapa lama di DPR? Baru kemarin sore saja sudah berani bertingkah," kata Ruhut.
Ruhut justru mempertanyakan kemana sikap kenegarawanan rekan-rekannya di komisi hukum yang melakukan penolakan. Ia berkeyakinan jika apa yang dilakukan rekannya itu bukan datang dari fraksi di komisi tersebut. Melainkan oknum-oknum, karena hampir semua fraksi tidak ada yang menyatakan demikian.
"Itu oknum, partainya enggak ada yang menolak Bos," tegas Ruhut.
Menurut Ruhut, penolakan keras yang disuarakan adalah bentuk ketakutan jika dirinya menjadi Ketua Komisi III. Hal tersebut karena mereka disebut-sebut terlibat masalah hukum, seperti pernah dikatakan mantan Bendahara Umum PD M. Nazaruddin.
"Kata Nazar begitu kan, ada yang bilang begini begitu, mungkin Ruhut nanti enggak bisa diajak kompromi. Itu bentuk dari kegerahan politik saja," papar Ruhut.
Editor : Bayu Probo
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...