Ruko di Samarinda Ambruk, 4 Meninggal, 8 Hilang
SAMARINDA, SATUHARAPAN.COM – Rumah toko (ruko) Cendrawasih Permai di Jalan Ahmad Yani, Kota Samarinda, Kalimantan Timur ambruk, Selasa (3/6) pagi. Empat orang dilaporkan meninggal. Pada Selasa sore dua pekerja yang dievakuasi, meninggal di rumah sakit. Selasa malam bertambah dua korban saat dilakukan pencarian di reruntuhan.
"Tadi sore, dua pekerja berhasil ditemukan dan langsung dievakuasi ke Rumah Sakit RSUD AW Syahranie Samarinda. Namun, keduanya akhirnya meninggal dunia akibat menderita luka yang cukup parah," ungkap Kepala Seksi Pos Badan SAR Nasional (Basarnas) Balikpapan Mujiono, Selasa malam. Ia mengatakan kedua pekerja bangunan ruko yang meninggal tersebut adalah Kasiran dan Kadori. Sedangkan, dua pekerja lain adalah Surani dan Abdul Ma`ruf yang ditemukan tertimbun di reruntuhan rumah toko yang ambruk pada Selasa malam sekitar pukul 21. 53 Wita.
Ada sekitar 129 pekerja, sebagian besar asal Jawa Timur, yang berada dalam bangunan tujuh petak ruko tersebut saat kejadian. "Korban yang berhasil dievakuasi kurang lebih 80 orang, dan yang lainnya masih dalam proses," kata Kabid Humas Poltabes Samarinda Iptu Agus Setyo di lokasi kejadian.
Ruko yang mulai dibangun Desember 2013 itu roboh sekitar pukul 6.25 WITA, saat para pekerja sedang tidur usai kerja lembur hingga pukul 05.00 WITA.
"Tadi malam kami memang lembur mengecor lantai tiga gedung, ya sekitar pukul 05.00 kami sudah selesai dan langsung istirahat," terang Supardi (40), korban selamat.
Warga Kediri, Jawa Timur tersebut, selamat karena tengah beristirahat di lantai bawah.
"Saya dengar adanya retakan gedung, prak-prak ... lalu saya lari, dan melihat gedung sudah roboh," katanya.
Supardi mengatakan, tak berselang lama setelah kejadian dia mendengar teriakan teman-temannya meminta tolong.
"Lalu ada teriakan minta tolong, saya panik dan meminta bantuan pada warga sekitar," imbuhnya.
8 Masih Hilang
Dengan ditemukan dua korban meninggal Selasa malam, masih delapan pekerja diduga tertimbun di reruntuhan gedung Cendrawasih Permai tersebut.
Ke-8 pekerja yang masih dinyatakan hilang itu yakni, Toni, Towo, Jarwo Rudi, Jono, Jarwanto, Sugiyanto, serta Peron Pamudi.
Tim SAR terlihat masih terus mencari di lokasi ambruknya ruko tersebut.
Bahkan, alat berat yang berada di lokasi juga masih terlihat membersihkan puing-puing bangunan untuk mencari korban yang tertimbun.
"Pencarian akan terus kami lakukan untuk mencari pekerja yang kemungkinan masih hidup," ungkap Mujiono.
Polisi Periksa 7 Saksi
Polresta Samarinda, Kalimantan Timur, telah memeriksa tujuh saksi terkait ambruknya Rumah Toko Cendrawasih Permai di Jalan Ahmad Yani yang menyebabkan empat orang tewas dan delapan lainnya masih dinyatakan hilang.
"Tujuh orang telah diperiksa di Polresta Samarinda. Mereka hanya sebagai saksi untuk dimintai keterangan terkait kronologis ambruknya ruko itu," kata Kepala Bagian Operasi Polresta Samarinda Komisaris Andreas Susanto yang ditemui di lokasi ruko ambruk di Samarinda, Selasa malam.
Namun, Andreas tidak menyebutkan secara terperinci ketujuh orang yang telah dimintai keterangan tersebut.
Berdasarkan informasi, salah satu saksi yang dimintai keterangan adalah Siswanto, mandor pembangunan Ruko Cendrawasih Permai tersebut.
Pada Rabu (4/6), menurut seorang sumber di Polresta Samarinda, Tim Laboratorium Forensik (Labfor) Mabes Polri akan melakukan rekonstruksi ambruknya Ruko Cendrawasih Permai tersebut.
"Pada 4 Juni Tim Labfor Mabes Polri akan tiba di Samarinda untuk melakukan rekonstruksi ambruknya ruko itu," kata seorang perwira Polresta Samarinda yang tidak ingin disebutkan namanya.
Ruko di kompleks perumahan Cendrawasih Permai itu ambruk pada Selasa sekitar pukul 06.00 Wita.
Saat itu, terdapat 84 pekerja yang berada di dalam ruko berlantai tiga, 64 orang berhasil selamat sedangkan lima orang terluka.
Siang harinya, satu pekerja berhasil ditemukan dalam kondisi selamat dan langsung dievakuasi ke RSUD AW Syahranie Samarinda.
Tim SAR kembali menemukan dua pekerja di bawah reruntuhan pada Selasa sore namun keduanya meninggal dunia setelah sempat mendapat perawatan intensif di RSUD.
Selasa malam sekitar pukul 19.15 Wita, seorang pekerja bernama Suyaji berhasil dievakuasi setelah sempat tertimbun reruntuhan selama 13 jam.
Korban yang menderita patah kaki langsung dibawa ke RSUD untuk mendapatkan pertolongan medis.
Sekitar pukul 21. 53 Wita, Tim SAR kembali menemukan dua pekerja, sudah dalam kondisi tewas. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...