Rukun Membuat Makmur
SATUHARAPAN.COM – Selama tiga hari kami sekelompok rohaniwan mengunjungi Sinode Gereja-gereja Sumatera Bagian Selatan. Satu hal yang menarik perhatian saya—berkait dengan berita intoleransi agama—adalah ketika berkunjung ke sebuah gereja yang terletak di pusat kota kecil, Bandar Jaya di Lampung Tengah. Jarak gereja itu sangat dekat, sekitar 50 meter, dari Masjid Agung Kota.
Setiap hari warga gereja mendengar azan sebanyak lima kali, ditambah dengan suara shalat dan ceramah Jumat dari pelantang masjid. Tidak ada pihak yang merasa terusik dan mengungkapkan keberatannya. Di pihak lain, setiap minggu terdengar bunyi lonceng dari menara dan hiruk-pikuk ibadah dan kegiatan lain di gereja. Terhadap hal ini, tidak ada warga masjid yang keberatan.
Di saat-saat tertentu, bahkan kedua umat dari agama yang berbeda ini bekerja sama dalam menjaga keamanan dan kebersihan lingkungan, atau bekerja sama dalam perayaan-perayaan hari besar nasional. Seorang pengurus gereja yang tinggal berdekatan dengan Masjid Agung itu mengatakan bahwa ia tidak pernah merasa terganggu. Ia pun sangat menghormati keberadaan Masjid dengan berbagai aktifitasnya. Menurutnya berdampingannya gedung gereja dan masjid adalah kehendak atau sunnah Allah, suatu karunia atau rahmat Allah, yang membuat indah kehidupan.
Sikap saling menerima dan menghormati di antara mereka disebabkan oleh pemahaman ajaran agama yang melihat secara positif adanya umat-agama lain. Ikatan kekeluargaan atau kedaerahan juga turut berpengaruh—sebagian besar penduduk berasal dari satu daerah di Jawa yang datang puluhan tahun lalu karena program kolonisasi di zaman Belanda dan dilanjutkan dengan transmigrasi di era Indonesia merdeka.
Tidak adanya konflik antar umat beragama di kota ini telah mempengaruhi kemajuan di berbagai bidang. Misalnya, sekitar 20 tahun lalu hanya ada satu Restoran Padang dan beberapa restoran sederhana khas Jawa. Tetapi, sekarang sudah ada banyak restoran berbagai jenis makanan dan dari berbagai daerah, sudah ada pasar-pasar atau pusat perbelanjaan, gedung-gedung perkantoran berbagai bank, instansi negara dan swasta. Pembangunan dan kemakmuran ini tentu terjadi karena situasi hidup masyarakat yang rukun, damai dan aman. Inilah modal utama untuk membangun dan memajukan bangsa.
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...