Rukyatul Hilal Rabu Petang, Idul Adha Berpotensi Beda
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Lajnah Falakiyah Nahdlatul Ulama menyelenggarakan rukyatul hilal atau observasi bulan sabit di sejumlah titik strategis di Indonesia untuk penentuan awal bulan Dzulhijjah 1435 H pada Rabu (24/9) petang bertepatan dengan tanggal 29 Dzulqa’dah.
Ketua Lajnah Falakiyah PBNU KH A. Ghazali Masroeri mengatakan, pihaknya telah mengaktifkan pos pelaporan hasil rukyat di kantor PBNU Jakarta Pusat dan menyebarkan nomor-nomor kontak informasi kepada para pengurus Lajnah Falakiyah di sejumlah daerah.
Data hasil hisab awal Dzuhijjah 1325 H yang diterbitkan oleh Lajnah Falakiyah untuk markaz Jakarta menunjukkan ijtima’ atau konjungsi baru terjadi pada Rabu ( 24/9) sekitar pukul 13.24 WIB, sementara tinggi hilal pada saat matahari tenggelam baru mencapai 0 derajat 27 menit di atas ufuk.
Berdasarkan data itu, diperkirakan rukyatul hilal tidak akan berhasil atau hilal dinyatakan tidak memenuhi kriteria imkanur rukyat.
Seperti tercetak dalam kalender NU, tanggal 1 Dzulhijjah baru terjadi pada hari Jumat bertepatan dengan (26 /9) dan hari raya Idul Adha jatuh pada hari Minggu (5/10).
Namun kepastian awal bulan tetap menunggu hasil rukyat Rabu petang dan akan diverifikasi dalam sidang itsbat di kantor Kementerian Agama.
Sementara itu seperti diwartakan, Muhammadiyah telah mengumumkan awal Dzulhijjah jatuh pada Kamis (25/9) dan hari raya Idul Adha 10 Dzulhijjah 1435 H jatuh pada Sabtu (4/9) keputusan itu diambil berdasarkan metode hisab yang dinamakan wujudul hilal yakni ijtima’ sebelum tenggelam matahari dan hilal berada di atas ufuk pada saat tenggelam matahari tanpa mempertimbangkan derajat ketinggian dan tanpa melalui proses rukyatul hilal. (nu.or.id)
Editor : Bayu Probo
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...