Rumor Lumpuhnya Pemimpin ISIS Kian Santer
MOSUL, SATUHARAPAN.COM – Kabar terlukanya pemimpin utama Negara Islam Irak dan Suriah (ISIS) Abu Bakr al-Baghdadi merebak setelah wakilnya Abu Alaa Afri memberikan ceramah salat Jumat di masjid Mosul pekan lalu.
Beberapa wartawan di Timur Tengah melaporkan bahwa Baghdadi menderita cedera tulang belakang dalam salah satu serangan udara. Pemimpin kelompok teroris yang telah menguasai sebagian besar wilayah di Irak dan Suriah dilaporkan terluka begitu parah sehingga dia nyaris lumpuh, tidak bisa bergerak.
Media asing seperti The Guardian dan Newsweek sebelumnya telah melaporkan bahwa Afri, seorang mantan guru fisika dari Mosul, mengambil alih sebagai pimpinan sementara ISIS ketika Baghdadi tidak ada, meskipun saat ini Pentagon masih menyangkal bahwa Baghdadi terluka.
Dalam ceramahnya, Afri mengatakan bahwa hari-hari ke depan akan terasa sulit, tetapi dia tidak secara khusus membahas rumor tentang kesehatan Baghdadi, menurut perusahaan keamanan strategis The Soufan Group.
Dinas penelitian juga mencatat bahwa beberapa perubahan mungkin akan dibuat oleh ISIS jika Afri mengambi alih posisi Baghdadi untuk selamanya.
Soufan mencatat bahwa ceramah Afri bertepatan dengan kicauan ISIS di akun twitternya yang mengancam untuk menyerang London dan penerbangan komersial. Ancaman ini kemungkinan dirancang untuk memancing reaksi saja. Strategi Afri lebih terlihat sebagai ‘serigala tunggal’ untuk menyerang negara-negara Barat dengan melibatkan orang-orang yang mendukung ISIS tapi yang tidak berhubungan langsung dengan pemimpin intinya di Timur Tengah.
Idola Baru
Seorang penasihat pemerintah Irak mengatakan kepada Newsweek bahwa Afri adalah ‘idola baru’ dalam ISIS dan menjadi orang yang terpenting daripada Baghdadi.
Dalam sebuah laporan, Afri adalah pengikut Abu Musaab al-Suri yang merupakan seorang sarjana jihad yang terkenal. Sumber tersebut juga menggambarkan dia sebagai pembicara publik yang memiliki kharisma yang kuat, memiliki kemampuan kepemimpinan yang baik dan seorang jihadis yang bijaksana.
Memiliki gelar ‘khalifah’ dengan latar belakang pendidikan agama penting untuk ISIS, yang telah membentuk khalifah dengan interpretasi yang lebih ketat dari hukum syariah. Kelompok ini merekrut orang-orang untuk tinggal di wilayahnya dengan memasarkannya sebagai ajaran Islam pada umumnya.
Majalah mingguan Der Spiegel baru-baru ini melaporkan bahwa pemimpin awal ISIS, kebanyakan di antaranya adalah mantan perwira intelijen Irak dari rezim mantan Presiden Saddam Hussein dan memutuskan untuk membuat Baghdadi sebagai khilafah karena dia dipandang sebagai ulama berpendidikan yang akan memberikan sebuah contoh kelompok dengan wajah agama.
Sumber yang dekat dengan ISIS mengatakan kepada The Guardian bahwa awal bulan ini Baghdadi mengalami cedera yang begitu serius dan dia tidak pernah mungkin bisa memimpin ISIS lagi. Ia dilaporkan terluka dalam serangan udara oleh koalisi pimpinan AS pada Maret.
Salah satu sumber mengatakan kepada The Guardian bahwa kelompok ini "berencana untuk melawan Eropa" karena "mereka ingin membalas dendam atas Baghdadi." Jamie Detmer dari The Daily Beast melaporkan bahwa pemimpin ISIS tersebut sedang dirawat oleh dokter yang mendukung ISIS di Suriah ISIS ibukota Raqqa.
Dua pejabat, satu Barat dan satu Irak, yang sebelumnya dikonfirmasi The Guardian bahwa serangan udara tersebut menargetkan beberapa mobil di kota Baaj di Irak barat laut pada 18 Maret, namun Pentagon mengatakan serangan udara itu tidak ditujukan pada target bernilai tinggi dan bahwa itu "tidak ada alasan untuk percaya bahwa itu adalah Baghdadi."
The Guardian melaporkan bahwa pejabat tidak tahu bahwa Baghdadi dalam salah satu mobil yang ditargetkan dalam serangan udara tersebut. (businessinsider.com)
Editor : Eben Ezer Siadari
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...