Rumput Tetangga Lebih Hijau
SATUHARAPAN.COM--Hari itu saya mendengar keluhan seorang teman tentang pekerjaannya, menyiapkan anak-anak sekolah, mengatur rumah, berangkat ke kantor, menghadapi serangkaian meeting dan pengawasan anak buah, membuat laporan kepada atasan, mengecek keadaan rumah, sampai kembali pulang rumah dengan letih membawa pekerjaan yang belum selesai, mengawasi anak-anak belajar, menemani suami yang juga pulang dalam keadaan stres, tertidur dan besok berulang kembali. Tuntutan hidup, katanya, sekarang semua serba susah, bahkan perusahaan tempatnya bekerja pun tidak dalam kinerja bagus.
Ada kekhawatiran, bagaimana bila dia atau suaminya tidak bekerja lagi? Saya jadi ingat, bukankah apa yang dia miliki sekarang adalah hal yang pernah saya inginkan? Tentu saja minus keadaan letih dan stresnya. Membayangkan anak ke sekolah dengan tersenyum diantar sopir, ada pembantu yang membereskan rumah dan pandai memasak, berangkat ke kantor bersama suami dengan mobil mengkilat, berdandan rapi ala wanita karier, memiliki fix income, jenjang karier, bonus serta fasilitas lainnya. Menjalankan kehidupan kantor dengan tawa, pulang ke rumah bercengkerama dengan keluarga. Ternyata rumput tetangga memang terlihat lebih hijau. Suatu hari saya mengobrol dengan teman yang bersuamikan pengusaha sukses. Dia tidak diperbolehkan suaminya bekerja, tentu saja semua sudah tercukupi mengapa harus bekerja. Saya membayangkan betapa enaknya hidup dia, bisa membeli apa saja tanpa beban. Alangkah terkejutnya ketika dia menceritakan bahwa dia harus mengonsumsi obat penenang karena hidupnya terlalu tenang. Dokter mengatakan karena tidak ada yang dilakukan, membuat hidupnya gelisah.
"Ternyata uang bukanlah sumber kebahagiaan," katanya. Seorang teman mengatakan bahwa kita melakukan pekerjaan bukan karena mencari uang. Uang adalah pemberian Tuhan. Pekerjaan kita lakukan karena kita memiliki tanggungjawab atas waktu dan talenta kita. Dan uang adalah bentuk penghargaan dari apa yang kita lakukan.
Memang ada orang yang dikaruniai uang banyak ada juga yang tidak. Tetapi, uang bukanlah motivasi utama. Bukankah burung pipit di udara pun Tuhan pelihara?
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
Prasasti Batu Tertua Bertuliskan Sepuluh Perintah Tuhan Terj...
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Prasasti batu tertua yang diketahui yang bertuliskan Sepuluh Perintah Tuha...