Rupiah Hari Ini Melemah ke Level Kurs Tahun 1998
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah melemah sebesar 0,2 persen pada hari ini, Kamis (23/7) ke level Rp 13.395 per dolar AS. Ini merupakan kurs paling lemah sejak Agustus 1998, ketika krisis moneter yang menjadi krisis ekonomi melanda Indonesia. Namun pemerintah maupun Bank Indonesia menganggap pelemahan ini hal yang wajar dan normal.
Menteri Koordinator bidang Perekonomian, Sofyan Djalil, hari ini mengatakan pemerintah akan bekerja dengan Bank Indonesia untuk menjaga nilai tukar rupiah sesuai dengan fundamental ekonomi. Dia mengatakan penurunan nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang normal dan tidak akan memiliki dampak besar.
Sementara itu jurubicara Bank Indonesia, Peter Jacobs, mengatakan, pelemahan rupiah merupakan sentimen eksternal dan menganggapnya sebagai fluktuasi normal.
"Ini masih fluktuasi normal. Tidak ada perubahan signifikan di pasar domestik, pergerakan itu semua karena sentimen eksternal," kata Peter Jacobs, sebagaimana dikutip oleh Reuters.
Jacobs mengatakan bank sentral selalu berada di pasar valuta asing untuk mengendalikan gejolak nilai tukar.
Sementara itu Ringgit, mata uang Malaysia yang melemah paling besar terhadap dolar AS di Asia (dan Indonesia nomor dua) turun 0,3 persen menjadi 3,8055 per dolar AS. Ini merupakan penurunan terbesar dalam lebih dari dua minggu yang disebabkan penurunan harga komoditas yang mengikis prospek pendapatan ekspor Malaysia.
Ringgit, mata uang berkinerja terburuk di Asia, telah jatuh 8,1 persen tahun ini dan mencapai terendah dalam 16-tahun terakhir yaitu 3,8130 per dolar AS pada bulan Juli.
Prospek AS akan menaikkan suku bunga dan kekhawatiran tentang keuangan perusahaan investasi negara Malaysia telah memperburuk kinerja ringgit, rupiah dan mata uang negara emerging market lainnya.
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...