Rupiah Jumat Pagi Bergerak Melemah 10 Poin IHSG Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (23/5) pagi bergerak melemah sebesar 10 poin menjadi Rp 11.525 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.515 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat mengatakan laju nilai tukar rupiah masih berada di area negatif, lantaran adanya potensi perlambatan di negara-negara Eropa membuat laju mata uang euro melemah sehingga turut berimbas pada rupiah.
Ia menambahkan bahwa data manufaktur serta penjualan rumah di Amerika Serikat yang membaik menopang penguatan dolar AS terhadap mayoritas mata uang dunia.
Namun, menurut dia, tekanan mata uang rupiah cenderung masih terbatas seiring dengan positifnya data ekonomi Jepang dan Tiongkok.
"Membaiknya beberapa data Tiongkok dan Jepang akan mendorong pertumbuhan ekonomi di kawasan Asia, sehingga diharapkan nilai tukar rupiah kembali masuk dalam tren positif," katanya.
Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong menambahkan bahwa baiknya data Purchasing Managers Index (PMI) Tiongkok diharapkan mendorong mata uang berisiko seperti rupiah.
"Di tengah situasi sentimen di dalam negeri yang cenderung kurang kondusif seiring dengan pelaksanaan pemilu presiden, sentimen eksternal diharapkan dapat memberikan dampak positif bagi pasar keuangan," katanya.
Ia menilai bahwa pelaku pasar uang di dalam negeri cenderung kurang nyaman terhadap kondisi politik di Indonesia terkait pemilu presiden, dimana di atas kertas belum ada suara yang dominan.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jumat pagi, dibuka menguat tipis sebesar 3,66 poin seiring dengan bursa saham di kawasan Asia.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI dibuka naik 3,66 poin atau 0,07 persen menjadi 4.973,54, sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 0,95 poin (0,11 persen) ke level 848,41.
"Kenaikan atas indeks saham Asia pada akhir pekan ini menimbulkan optimisme pelaku pasar saham di Indonesia sehingga IHSG BEI kembali berada di area positif," kata Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan bahwa perkiraan Bank Indonesia (BI) terhadap inflasi pada bulan Mei 2014 yang masih terkendali menambah sinyal positif ke pasar keuangan di dalam negeri.
"BI memperkirakan laju inflasi pada bulan Mei berada di bawah 0,2 persen. Hal ini dikarenakan sejumlah barang pangan masih tercatat deflasi," paparnya.
Dari eksternal, lanjut dia, bank sentral AS (the Fed) sedang mengkaji berbagai instrumen yang dapat digunakan untuk menormalkan tingkat suku bunga. Kenaikan pada tingkat suku bunga AS akan menjadi kecemasan pasar.
"Kendati demikian di sisi lain, hal itu akan menimbulkan sejumlah dampak positif. Kenaikan suku bunga menandakan pertumbuhan di AS, kondisi itu tentu akan membantu negara eksportir di kawasan Asia," kata dia.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 31,54 poin (0,14 persen) ke level 22.985,30, indeks Nikkei naik 119,47 poin (0,83 persen) ke level 14.457,14, dan Straits Times menguat 5,23 poin (0,16 persen) ke posisi 3.271,75. (Ant)
Awas Uang Palsu, Begini Cek Keasliannya
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Peredaran uang palsu masih marak menjadi masalah yang cukup meresahkan da...