Rupiah Jumat Pagi Stagnan di Posisi Rp 12.190
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat (10/1) pagi bergerak naik sebesar lima poin menjadi Rp 12.185 dari sebelumnya di posisi Rp 12.190 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa Bank Indonesia yang mempertahankan suku bunga acuan (BI Rate) di level 7,5 persen memberikan imbas positif bagi pasar keuangan domestik.
"Dipertahankannya BI Rate itu dapat membantu sektor riil berjalan baik sehingga dapat mendorong investasi di dalam negeri," katanya.
Meski demikian, lanjut dia, sentimen akan diberlakukannya pengurangan stimulus keuangan (tappering off) bank sentral AS (The Fed) dapat membatasi laju mata uang rupiah.
Selain itu, ia mengatakan bahwa bank sentral Eropa (ECB) yang tetap mempertahankan kebijakan suku bunga rendahnya membuat laju mata uang euro cenderung melemah terhadap dolar AS dan dapat berimbas negatif pada rupiah.
Analis Pasar Uang Bank Himpunan Saudara, Rully Nova menambahkan, nilai tukar rupiah melanjutkan penguatan seiring dengan BI Rate yang masih tetap di level 7,5 persen.
"Namun, laju mata uang domestik itu masih dibayangi sentimen eksternal terutama dari Amerika Serikat terkait pemangkasan stimulus keuangannya," ujarnya.
Ia menambahkan pelaku pasar keuangan domestik juga sedang menanti keputusan rapat The Fed yang rencananya diselenggarakan 18-19 Januari mendatang.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat dibuka turun sebesar 4,53 poin menyusul pelaku pasar yang mulai mempertimbangkan bank sentral AS (The Fed) mengurangi stimulus keuangannya.
IHSG BEI dibuka turun 4,53 poin atau 0,11 persen menjadi 4.196,69. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) melemah 1,16 poin (0,17 persen) ke level 697,48.
Head of Research Valbury Securities, Alfiansyah di Jakarta, Jumat mengatakan investor mulai mempertimbangkan kemungkinan The Fed mengurangi stimulus keuangannya dengan agresif menyusul data ekonomi AS yang cukup positif.
"Tingkat pengangguran AS turun menjadi tujuh persen di bulan November 2013, diperkirakan terus menurun seiring meningkatnya tingkat kepercayaan bahwa ekonomi AS akan berada di jalur pertumbuhan yang berkelanjutan," kata dia.
Kondisi itu, lanjut dia, membayangi indeks bursa saham Asia, termasuk IHSG BEI kendati sentimen dari dalam negeri terbilang positif setelah BI mempertahankan suku bunganya di 7,5 persen.
Sementara itu, Tim Analis Teknikal Mandiri Sekuritas dalam kajiannya mengemukakan bahwa dari dalam negeri, pertumbuhan ekonomi Indonesia yang tercatat sebesar 5,7 persen pada 2013 lalu, atau merupakan yang terbesar kedua di dunia, dapat memberikan sentimen positif bagi pasar keuangan.
Selain itu, lanjutnya, dipertahankannya suku bunga acuan Bank Indonesia (BI Rate) di level 7,5 persen bisa memberikan sentimen positif bagi sektor riil dalam negeri.
"Melihat kondisi itu, IHSG masih akan bergerak mixed dan berpotensi menguat. Kisaran indeks hari ini akan berada dalam 4.188--4.230 poin," kata dia
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 24,00 poin (0,11 persen) ke level 22.811,33, indeks Nikkei turun 70,90 poin (0,45 persen) ke level 16.807,93, dan Straits Times menguat 0,82 poin (0,03 persen) ke posisi 3.146,21. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...