Rupiah Jumat Sore Menguat Menjadi Rp 12.165
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mata uang rupiah pada Jumat (10/1) sore menguat menjadi Rp 12.165 per dolar AS seiring dengan ekspektasi pelaku pasar terhadap dana asing masuk (capital inflow) ke dalam negeri.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Jumat sore bergerak menguat sebesar 25 poin ke posisi Rp 12.165 dibanding sebelumnya Rp 12.190 per dolar AS.
Analis pasar uang dari PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Jumat mengatakan bahwa penguatan mata uang rupiah disebabkan aksi spekulasi pelaku pasar uang terhadap masuknya dana asing ke dalam negeri.
"Aksi spekulatif itu mendorong nilai tukar domestik menguat," ujarnya.
Ia mengemukakan bahwa munculnya aksi itu seiring dengan data ekonomi domestik seperti neraca pembayaran Indonesia yang mencatatkan surplus 4,4 miliar dolar AS pada triwulan IV 2013 meningkat dibandingkan periode sebelumnya yang mengalami defisit 2,6 miliar dolar AS.
Selain itu, lanjut dia, Bank Indonesia (BI) yang mempertahankan level suku bunga acuan (BI rate) di level 7,5 persen ditanggapi positif pelaku pasar.
Kendati demikian, Leong mengatakan bahwa ekspektasi pengurangan stimulus keuangan (tapering off) the Fed yang akan dilakukan secara berkelanjutan seiring dengan membaiknya ekonomi Amerika Serikat dapat menjadi penahan laju rupiah.
"Tapering merupakan sentimen yang kurang bagus bagi negara-negara berkembang. Sentimen pasar uang masih akan tarik-menarik ke depannya," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada Jumat ini (10/1), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp 12.197 dibanding sebelumnya (9/12) di posisi Rp 12.263 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis ditutup melanjutkan penguatan menjadi 4.254 poin setelah Bank Indonesia mempertahankan suku bunga acuan (BI rate).
IHSG BEI ditutup naik sebesar 53,75 poin atau 1,26 persen ke posisi 4.254,97. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 12,78 poin (1,80 persen) ke level 711,43.
"BI rate yang dipertahankan di level 7,5 persen masih menjadi sentimen positif bagi pasar saham domestik," kata Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan salah satu faktor indeks BEI menguat juga dipicu oleh pelaku pasar asing yang kembali melakukan aksi beli. Dalam data perdagangan saham BEI, pelaku pasar asing mencatatkan beli bersih sebesar Rp 96,492 miliar.
Selain itu, lanjut dia, positifnya bursa saham di kawasan Asia menambah katalis positif bagi pasar saham dalam negeri.
Sementara itu, Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko mengatakan bahwa secara teknikal potensi pelemahan indeks BEI masih ada setelah mengalami penguatan selama dua hari terakhir.
"Hal itu menandakan bahwa pelaku pasar sebaiknya melakukan penjualan dan menunggu koreksi untuk kembali mengakumulasi," kata dia.
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 175.249 kali dengan volume mencapai 3,68 miliar lembar saham senilai Rp 4,84 triliun.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 58,92 poin (0,26 persen) ke level 22.846,25, indeks Nikkei naik 31,73 poin (0,20 persen) ke level 15.912,06 dan Straits Times melemah 1,79 poin (0,06 persen) ke posisi 3.143,62. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...