Rupiah Jumat Sore Melemah Jadi Rp 12.008
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, melemah 55 poin menjadi Rp 12.008 dibandingkan posisi sebelumnya Rp 11.953 per dolar AS.
"Faktor negatif eksternal terkait suku bunga acuan AS (Fed rate) serta masih memanasnya konflik geopolitik Rusia dengan Ukraina masih membebani mata uang domestik sehingga rupiah kembali berada di area negatif," ujar Pengamat Pasar Uang Bank Himpunan Saudara Rully Nova di Jakarta, Jumat (26/9).
Ia mengatakan bahwa sentimen eksternal itu dapat memperlambat perbaikan ekonomi global, maka dampaknya mata uang negara-negara berkembang menjadi kurang diminati pelaku pasar uang.
Dari dalam negeri, lanjut dia, faktor politik terkait hasil sidang paripurna DPR yang menyetujui RUU Pilkada secara tidak langsung dinilai negatif oleh sebagian pelaku pasar keuangan, kondisi itu menambah beban bagi mata uang rupiah.
"Meski sentimennya tidak signifikan namun cukup mempengaruhi pasar uang domestik," katanya.
Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra menambahkan bahwa indeks dolar AS terhadap serangkaian mata uang utama masih berada di level tinggi menyusul meningkatnya outlook pertumbuhan AS sehingga menambahkan perkiraan the Fed akan bergerak lebih cepat untuk menaikkan suku bunga.
Di sisi lain, lanjut dia, the Fed juga masih tetap pada jalurnya untuk mengakhiri program pembelian obligasi pada bulan Oktober mendatang, sehingga potensi penguatan dolar AS terhadap sebagian besar mata uang masih akan berlanjut.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat (26/9) tercatat mata uang rupiah bergerak menguat menjadi Rp 12.007 dibandingkan posisi sebelumnya di posisi Rp 11.947 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat ditutup melemah menjadi 5.132,56 poin didorong faktor eksternal.
IHSG BEI ditutup melemah 68,81 poin atau 1,32 persen ke posisi 5.132,56. Sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) turun 13,88 poin (1,57 persen) ke posisi 870,52.
"Faktor eksternal menjadi sentimen utama terkoreksinya bursa saham di dalam negeri," ujar Kepala Riset Recapital Securities Andrew Argado di Jakarta, Jumat.
Ia mengemukakan bahwa Rusia yang sedang menyusun undang-undang yang memungkinkan untuk menyita aset-aset asing di negaranya membuat investor di pasar saham khawatir konflik geopolitik akan semakin memanas sehingga mempengaruhi perbaikan ekonomi global.
Di sisi lain, lanjut dia, indeks BEI yang sempat mencapai level tertingginya ke posisi 5.246 poin pada 8 September lalu menjadi salah satu alasan sebagian pelaku pasar di dalam negeri masih mengambil posisi ambil untung.
"Investor menyikapi sentimen teknikal dan global, itu menjadi salah satu `trigger` untuk investor melakukan ambil untung," uacapnya.
Kendati demikian, menurut Andrew Argado, sentimen itu bersifat jangka pendek, masih ada sentimen yang masih terus dipantau pasar yakni pengurangan stimulus keuangan AS dan kenaikan suku bunganya (Fed rate).
Sementara itu, Analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan bahwa sebagian pelaku pasar kecewa terhadap hasil sidang paripurna DPR yang menyetujui RUU Pilkada tidak langsung.
"Kendati demikian, sentimen itu masih dapat ditahan menyusul sentimen ke depan juga cukup positif seperti pembentukan kabinet baru dan fenomena `window dressing` manager investasi," katanya.
"Window dressing" merupakan suatu fenomena di pasar modal yang umumnya harga saham akan meningkat seiring spekulasi kinerja emiten lebih baik, serta positifnya data-data ekonomi menjelang akhir tahun.
Tercatat transaksi perdagangan saham di BEI sebanyak 225.720 kali dengan volume mencapai 4,12 miliar lembar saham senilai Rp5,98 triliun. Tercatat, efek yang mengalami penguatan sebanyak 71 saham, turun sebanyak 254 saham, dan tidak bergerak nilainya atau stagnan 69 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 89,72 poin (0,38 persen) ke 23.678,41, indeks Nikkei turun 144,28 poin (0,88 persen) ke 16.229,86 dan Straits Times menguat 0,96 poin (0,03 persen) ke posisi 3.291,95. (Ant)
Otoritas Suriah Tunjuk Seorang Komandan HTS sebagai Menteri ...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penguasa baru Suriah telah menunjuk Murhaf Abu Qasra, seorang tokoh terkem...