Rupiah Kamis Sore Menguat IHSG Melemah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Kamis (8/5) sore menguat sebesar 10 poin menjadi Rp 11.567 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.577 per dolar AS.
"Mata uang rupiah kembali bergerak menguat setelah sempat bergerak melemah dengan rentang yang cukup lebar," ujar Analis Pasar Uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto di Jakarta, Kamis.
Menurut dia, salah satu penopang mata uang rupiah yakni Bank Indonesia yang kembali mempertahankan level tingkat suku bunga acuan (BI rate) di 7,5 persen.
"Dipertahankannya BI rate itu sesuai dengan prediksi pasar. Kebijakan itu dinilai pasar masih cukup mampu untuk menjaga inflasi menjelang bulan puasa dan Hari Raya Lebaran," paparnya.
Ia menambahkan bahwa penguatan nilai tukar rupiah pada Kamis ini juga cenderung didasari oleh faktor teknikal setelah dalam beberapa pekan terakhir mata uang rupiah mengalami tekanan terhadap dolar AS.
"Rupiah sempat bergerak di kisaran Rp 11.300 per dolar AS kemudian tertekan hingga sempat ke level Rp11.600 per dolar AS. Diharapkan sentimen ke depannya positif sehingga penguatan rupiah bisa berlanjut," kata dia.
Menurut Rully Arya Wisnubroto, beberapa sentimen yang dapat menahan penguatan rupiah yakni terkait politik di Indonesia serta konflik di Ukraina.
"Terkait politik, pelaku pasar uang cenderung `wait and see` terhadap calon Presiden yang akan diajukan ke KPU. Sementara konflik di Ukraina dikhawatirkan dapat membuat pasar berisiko kurang dinikmati," kata dia.
Sementara itu kurs tengah Bank Indonesia pada hari Kamis ini (8/5), tercatat mata uang rupiah bergerak melemah menjadi Rp 11.624 dibandigkan posisi sebelumnya Rp 11.527 per dolar AS.
IHSG
Indeks harga saham gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis ditutup turun tipis sebesar 1,18 poin seiring dengan aksi lepas saham oleh investor asing.
IHSG BEI ditutup turun sebesar 1,18 poin atau 0,02 persen ke posisi 4.860,89. Sementara itu, indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 1,48 poin (0,18 persen) ke level 821,57.
Analis PT Anugerah Sekurindo Indah, Bertoni Rio di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa aksi jual saham oleh pelaku pasar asing sekitar Rp132,51 miliar menahan indeks BEI berada di area positif.
"Indeks BEI bergerak melawan arah dengan mayoritas bursa regional, diharapkan pelemahan yang terjadi bersifat terbatas," katanya.
Ia menambahkan bahwa Bank Indonesia yang kembali merevisi pertumbuhan ekonomi Indonesia pada tahun ini menjadi 5,1--5,5 persen dibanding proyeksi sebelumnya yang berada di kisaran 5,5--5,9 persen diperkirakan menjadi salah satu pendorong sebagian pelaku pasar melepas saham.
Sementara itu, Analis HD Capital Yuganur Wijanarko mengatakan bahwa masih ada sentimen positif dari kenaikan cadangan devisa Indonesia periode April 2014 yang sebesar 105,56 miliar dolar AS atau meningkat dibanding Maret 2014 senilai 102,6 miliar dolar AS.
"Diharapkan kondisi itu mendorong aksi beli di pasar saham domestik sehingga akan mendorong IHSG BEI meningkat," kata dia.
Tercatat transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI sebanyak 213.704 kali dengan volume mencapai 3,02 miliar lembar saham senilai Rp 4,47 triliun. Efek yang mengalami kenaikan sebanyak 126 saham, yang melemah 198 saham, dan yang tidak bergerak 84 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 90,86 poin (0,42 persen) ke level 21.837,12, indeks Nikkei naik 130,33 poin (0,93 persen) ke level 14.163,78 dan Straits Times menguat 11,26 poin (0,35 persen) ke posisi 3.247,69. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...