Penguatan IHSG Berlanjut, Rupiah Tertekan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (8/5) dibuka naik ke posisi 4.878 poin mendapat sentimen dari bursa saham global. Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis pagi bergerak melemah 51 poin menjadi Rp 11.628 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.577 per dolar AS.
IHSG BEI dibuka naik 16,74 poin atau 0,34 persen menjadi 4.878,81 , sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 4,34 poin (0,53 persen) ke level 824,44.
“Faktor positif dari indeks bursa global, terutama penguatan bursa Amerika Serikat tadi malam memberikan dukungan bagi pergerakan IHSG BEI menuju area positif pada perdagangan saham hari ini,” kata analis Valbury Asia Securities Alfiansyah di Jakarta, Kamis (8/5).
Ia mengemukakan bahwa membaiknya bursa saham AS itu menyusul pernyataan dari Gubernur bank sentral AS Janet Yellen yang tetap mempertahankan tingkat suku bunga rendah, meski angka pengangguran dan inflasi cenderung membaik.
Di sisi lain, lanjut dia, dukungan bagi pergerakan indeks BEI juga datang dari dalam negeri menyusul cadangan devisa Indonesia pada akhir April 2014 mencapai 105,6 miliar dolar AS atau meningkat dari posisi akhir Maret 2014 sebesar 102,6 miliar dolar AS.
“Peningkatan cadangan devisa terutama dipengaruhi penerimaan devisa hasil ekspor migas pemerintah,” katanya.
Analis Samuel Sekuritas Tiesha Narandha Putri menambahkan bahwa penguatan indeks BEI dibayangi oleh depresiasi mata uang rupiah terhadap dolar AS dan koreksi di pasar obligasi.
Selain itu, lanjut dia, pelaku pasar juga sedang mengantisipasi pengumuman tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate). Ekspektasi pasar BI masih akan mempertahankan BI rate di level 7,5 persen.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng menguat 85,86 poin (0,39 persen) ke level 21.832,12, indeks Nikkei naik 129,49 poin (0,92 persen) ke level 14.162,94 dan Straits Times menguat 13,19 poin (0,41 persen) ke posisi 3.249,52.
Rupiah Kamis Pagi Melemah Menjadi Rp 11.628
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis pagi bergerak melemah 51 poin menjadi Rp 11.628 dibandingkan sebelumnya di posisi Rp 11.577 per dolar AS.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Kamis mengatakan bahwa dolar AS kembali melanjutkan penguatannya di pasar uang domestik menyusul perkembangan ekonomi AS serta optimistis kelanjutan pertumbuhannya di kuartal II tahun ini.
“Laju pelemahan rupiah juga sejalan dengan koreksi mata uang di kawasan Asia,” katanya.
Ia memperkirakan pelaku pasar uang cenderung lebih memilih mata uang yang dapat menjaga nilai aset seperti dolar AS dan mata uang euro seiring dengan pemulihan di wilayah Eropa.
Di sisi lain, lanjut dia, pelaku pasar juga sedang menanti pengumuman neraca perdagangan Tiongkok yang akan diumumkan, diharapkan data yang akan dikeluarkan mencatatkan hasil positif.
Dari dalam negeri, Reza Priyambada mengatakan bahwa menjelang pengumuman tingkat suku bunga acuan Bank Indonesia (BI rate), secara historis laju mata uang rupiah memang cenderung melemah terhadap dolar AS.
“Bank Indonesia diperkirakan mempertahankan BI rate hari ini,” katanya.
Analis Monex Investindo Futures Zulfirman Basir menambahkan bahwa melemahnya data Produk Domestik Bruto (PDB) Indonesia pada kuartal I 2014 yang dirilis pada awal pekan ini masih membuat investor khawatir dengan kinerja perekonomian Indonesia. “Kondisi itu masih berdampak pada mata uang domestik,” katanya. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...