Rupiah Kembali Tembus 13.000
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin pagi bergerak melemah sebesar 55 poin menjadi Rp13.015 dibandingkan sebelumnya pada posisi Rp 12.960 per dolar AS.
"Volatilitas rupiah cukup tinggi, angka inflasi April tahun ini ditunggu pelaku pasar uang, inflasi yang meningkat berpeluang menambah tekanan terhadap rupiah," kata Ekonom Samuel Sekuritas Rangga Cipta di Jakarta, Senin.
Selain inflasi, ia menambahkan bahwa data Produk Domestik Bruto (PDB) kuartal I 2015 juga ditunggu pelaku pasar keuangan pada pekan ini, diperkirakan membukukan hasil kurang baik sehingga secara umum pasar keuangan akan diliputi oleh sentimen negatif.
Di sisi lain, lanjut dia, dolar AS yang mengalami penguatan terhadap mayoritas mata uang utama dunia, termasuk rupiah menyusul data tunjangan pengangguran AS dirilis lebih bagus dari ekspektasi.
Analis PT Platon Niaga Berjangka Lukman Leong menambahkan bahwa faktor eksternal masih membayangi laju mata uang rupiah terutama sentimen dari belum adanya kepastian mengenai waktu kenaikan suku bunga AS.
Kendati demikian, menurut dia, tekanan mata uang rupiah bersifat sementara menyusul keyakinan sebagian pelaku pasar bahwa data inflasi serta neraca perdagangan Indonesia akan mencatatkan hasil positif.
Di sisi lain, ia mengatakan bahwa Bank Indonesia juga masih melakukan intervensi di pasar valas domestik agar fluktuasi mata uang rupiah tidak terlalu tinggi sehingga menahan tekanan lebih dalam. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...