Rupiah Menguat Kerek IHSG
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Jumat (16/5) pagi bergerak menguat sebesar 36 poin menjadi Rp 11.410 dibanding sebelumnya di posisi Rp 11.446 per dolar AS. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) juga dibuka menguat tipis didorong oleh mata uang rupiah yang kembali terapresiasi.
“Apresiasi nilai tukar rupiah terhadap dolar AS masih terjaga seiring dengan kondisi politik menjelang pemilu masih cukup kondusif,” kata pengamat pasar uang PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Jumat.
Faktor politik, menurut dia, akan selalu dicermati oleh pelaku pasar keuangan sebagai salah satu kajian dalam berinvestasi. Beberapa kandidat calon presiden yang beredar saat ini cukup dinilai positif oleh pasar keuangan domestik.
“Pasar keuangan cenderung akan goyah jika kondisi politik tidak stabil,” ujarnya.
Ia memperkirakan bahwa mata uang rupiah masih dapat terus melanjutkan apresiasinya, hal itu juga didorong oleh fundamental ekonomi Indonesia yang bisa tumbuh.
“Meski ekonomi domestik ada perlambatan, namun perbaikan ekonomi masih sesuai dengan jalurnya,” katanya.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures Ariston Tjendra mengatakan bahwa kembali munculnya tanda-tanda perekonomian di beberapa negara akan membuat permintaan aset berisiko meningkat.
“Aset berisiko akan kembali diminati seiring dengan perekonomian yang dunia stabil,” katanya.
IHSG BEI Dibuka Menguat Tipis 1,79 Poin
IHSG BEI dibuka naik 1,79 poin atau 0,04 persen menjadi 4.993,43. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 1,21 poin (0,14 persen) ke level 849,78.
“Indeks BEI kembali menguat di tengah tertekannya bursa regional, sentimen dari penguatan mata uang rupiah masih menjaga bursa saham domestik,” kata Analis PT Asjaya Indosurya Securities William Surya Wijaya di Jakarta, Jumat.
William Surya Wijaya menambahkan bahwa arus dana asing yang masih masuk ke pasar saham domestik akan menambah penguatan bagi indeks BEI di akhir pekan ini.
“Total `inflow` ke dalam pasar modal sejak awal Januari 2014 sekitar Rp 36 triliun dan masih memiliki kecenderungan bertumbuh terus,” kata dia.
William memperkirakan bahwa indeks BEI akan bergerak di kisaran 4.962--5.032 poin, beberapa saham yang dapat diperhatikan di antaranya, Indomobil Sukses Internasional (IMAS), Unilever (UNVR), Semen Indonesia (SMGR), Bank Central Asia (BBCA), dan Bank Negara Indonesia (BBNI).
Sementara itu, Head of Research Valbury Asia Securities Alfiansyah menambahkan bahwa kenaikan IHSG BEI diperkirakan terbatas setelah mengalami “rally” kenaikan pada beberapa hari terakhir, dan dalam perspektif teknikal kondisinya sudah masuk ke area jenuh beli (overbought).
Alfiansyah menyatakan indeks global yang kurang atraktif dikhawatirkan dijadikan alasan pelaku pasar untuk ambil untung.
Bursa regional, di antaranya indeks Bursa Hang Seng melemah 155,99 poin (0,69 persen) ke level 22.574,87, indeks Nikkei turun 242,99 poin (1,73 persen) ke level 14.050,81 dan Straits Times melemah 7,16 poin (0,22 persen) ke posisi 3.265,92. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...