Rupiah Menguat Menjadi Rp 11.595, IHSG Naik Tipis
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mata uang rupiah pada Selasa (19/11) sore menguat menjadi Rp 11.595 per dolar AS seiring dengan spekulasi investor di pasar uang bahwa bank sentral AS masih akan melanjutkan kebijakan stimulus keuangannya.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Selasa sore bergerak menguat sebesar 25 poin menjadi Rp 11.595 dibanding posisi sebelumnya (18/11) Rp 11.620 per dolar AS.
Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra di Jakarta, Selasa mengatakan bahwa dolar AS cenderung melemah terhadap mayoritas mata uang dunia di tengah spekulasi bahwa petinggi the Fed menyatakan bahwa AS masih membutuhkan stimulus moneter untuk meningkatkan ekonomi AS.
"Dalam testimoni di depan Kongres pada 14 November lalu, Wakil Gubernur the Fed Janet Yellen mengisyaratkan jika dirinya akan mempertahankan program `quantitative easing (QE) sampai pemulihan benar-benar terlihat kuat," kata dia.
Ia menambahkan kebijakan reformasi China juga menimbulkan harapan akan berlanjutnya momentum pertumbuhan ekonomi dan diharapkan berimbas positif terhadap mata uang Asia.
Sementara itu, Analis pasar uang Bank Himpunan Saudara, Ruly Nova mengatakan bahwa penguatan nilai tukar rupiah masih dibayangi kekhawatiran kinerja neraca perdagangan Indonesia.
"Neraca perdagangan masih membukukan defisit meski sudah ada perbaikan, di sisi lain pertumbuhan ekonomi Indonesia juga masih melambat. Diharapkan kinerja ke depanya positif sehingga rupiah berada di area positif," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Selasa ini, tercatat mata uang rupiah menguat menjadi Rp 11.609 dibanding sebelumnya (18/11) di posisi Rp 11.627 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa menguat tipis sebesar 4,74 poin menyusul langkah investor yang mengambil posisi "wait and see"
IHSG BEI ditutup naik sebesar 4,74 poin atau 0,11 persen ke posisi 4.398,34. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 1,29 poin (0,17 persen) ke level 739,01.
Analis Sinarmas Sekuritas, Tessa Mulia di Jakarta, Selasa, mengatakan bahwa pergerakan indeks BEI cenderung mendatar menyusul antisipasi pelaku pasar terkait bakal dirilisnya data AS pada pekan ini.
Ia menambahkan menjelang publikasi data "trade balance" Jepang juga menjadi salah satu faktor pergerakan indeks BEI. Pelaku pasar mengharapkan bahwa data ekonomi Jepang itu membaik.
"Jika sesuai estimasi, secara teknikal indeks BEI akan bergerak menguat pada perdagangan besok (Rabu, 20/11) di level 4.373--4.430 poin," kata dia.
Kepala Riset KDB Daewoo Securities, Betrand Reynaldi mengatakan bahwa secara teknikal kenaikan IHSG pada hari ini (19/11) memberikan sinyal penguatan untuk perdagangan selanjutnya.
Ia menambahkan pelaku pasar asing yang masih tercatat melakukan beli bersih (net buy) di pasar reguler pada Selasa ini sebesar Rp89 miliar menambah sentimen positif.
"Namun, transaksi pasar masih `downtrend`, volume perdagangan melemah, sehingga untuk esok hari kami perkirakan IHSG akan mengalami sentimen fluktuasi bergerak di kisaran 4.191--4.498 poin," kata dia.
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 121.133 kali dengan volume mencapai 3,83 miliar lembar saham senilai Rp4,33 triliun. Efek yang mengalami penguatan sebanyak 134 saham, sebanyak 129 saham melemah, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 98 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 2,25 poin (0,01 persen) ke level 23.657,81, indeks Nikkei-225 turun 37,74 poin (0,25 persen) ke level 15.126,56, dan Straits Times melemah 10,61 poin (0,23 persen) ke posisi 3.192,42.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Mencegah Kebotakan di Usia 30an
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rambut rontok, terutama di usia muda, bisa menjadi hal yang membuat frust...