Rupiah Rabu Sore Melemah Menjadi Rp 11.990
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mata uang rupiah pada Rabu sore melemah sebesar 70 poin menyusul ekspektasi pengurangan stimulus (tappering off) the Fed kembali meningkat.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Rabu sore, bergerak melemah sebesar 70 poin menjadi Rp 11.990 dari posisi semula (10/12) Rp 11.920 per dolar AS.
"Dolar AS kembali menguat terhadap rupiah menyusul kembali meningkatnya prospek pelaksanaan pengurangan stimulus Federal Reserve," kata Kepala Riset Monex INvestindo Futures Ariston Tjendra di Jakarta, Rabu (11/12).
Ia menambahkan bahwa pelaku pasar cenderung melakukan pembelian dolar AS seiring dengan kesepakatan anggaran Amerika Serikat yang makin dekat untuk disetujui. Salah satu alasan mengapa "tapering" Fed ditunda pada bulan September lalu adalah karena ketidakpastian atas pembicaraan anggaran AS.
"Kecemasan terhadap pengurangan stimulus AS membuat para investor beralih ke aset-aset `safe haven` seperti dolar AS," kata dia.
Sementara itu, analis pasar uang Bank Mandiri Rully Arya Wisnubroto mengatakan bahwa fluktuasi rupiah masih stabil, kemungkinan Bank Indonesia masih melakukan intervensi di pasar.
"Nilai tukar rupiah masih stabil meski cenderung melemah menyusul ekspektasi pasar keuangan bahwa `tapering off` the Fed," katanya.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Rabu ini tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp12.005 dibanding sebelumnya (10/12) di posisi Rp11.985 per dolar AS.
IHSG
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Rabu ditutup melemah 3,93 poin menjadi 4.271 mengikuti bursa saham global.
IHSG BEI ditutup turun sebesar 3,93 poin atau 0,09 persen ke posisi 4.271,74. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 0,25 poin (0,04 persen) ke posisi 714,03.
"IHSG bergerak melemah setelah dua hari menguat. Kami melihat melemahnya indeks mengikuti penurunan yang terjadi di Wall Street tadi malam dan bursa Asia," kata Analis Panin Sekuritas, Purwoko Sartono di Jakarta, Rabu.
Ia mengatakan bahwa data pembukaan lowongan kerja (job openings) AS periode Oktober yang bagus membuat kemungkinan "tapering" akan dilakukan lebih cepat dari ekspektasi.
"Data itu memberikan sinyal bahwa perusahaan-perusahaan AS optimis terhadap bisnisnya walaupun sempat terjadi `shutdown`," katanya.
Melihat kondisi itu, ia memproyeksikan IHSG akan bergerak mudah berubah (volatile) dengan kecenderungan melemah terbatas di kisaran 4.240-4.290 poin pada Kamis (12/12).
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 114.120 kali dengan volume mencapai 4,63 miliar lembar saham senilai Rp 4,45 triliun.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng melemah 405,95 poin (1,71 persen) ke level 23.338,24, indeks Nikkei-225 turun 96,25 poin (0,62 persen) ke level 15.515,06 dan Straits Times melemah 20,98 poin (0,68 persen) ke posisi 3.060,74. (Ant)
Dampak Childfree Pada Wanita
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Praktisi Kesehatan Masyarakat dr. Ngabila Salama membeberkan sejumlah dam...