Rupiah Senin Sore Menguat Menjadi Rp 11.372, IHSG Melemah
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta pada Senin (10/2) sore bergerak menguat sebesar 68 poin menjadi Rp 11.372 dibanding sebelumnya Rp 11.440 per dolar AS.
"Ada keyakinan di pasar keuangan domestik bahwa menjelang pemilu tahun ini suasana politik akan kondusif sehingga dampaknya positif ke mata uang rupiah," kata Analis PT Platon Niaga Berjangka, Lukman Leong di Jakarta, Senin.
Ia mengatakan bahwa keyakinan yang cukup baik itu akan mendorong investasi asing masuk ke pasar keuangan dalam negeri.
Secara fundamental, ia menambahkan perbaikan ekonomi Indonesia juga berlangsung sesuai dengan jalurnya, defisit neraca perdagangan Indonesia pada tahun ini akan cenderung mengalami penyusutan.
"Perbaikan ekonomi domestik sedang dalam perjalan, defisit di neraca perdagangan Indonesia mengecil. Namun patut diperhatikan juga spekulan yang ada di pasar uang," ucapnya.
Di sisi lain, lanjut dia, Bank Indonesia (BI) yang aktif melakukan kerja sama bilateral mata uang, memungkinkan mendukung kinerja nilai tukar lokal.
"Selain guna membangun kerja sama dengan negara-negara sahabat, kerjasama itu juga berguna untuk mendukung perdagangan antara kedua negara," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Senin ini (10/3), tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.449 dibanding sebelumnya (7/3) di posisi Rp 11.395 per dolar AS.
IHSG
Indeks harga saham gabungan di Bursa Efek Indonesia (BEI), Senin, ditutup melemah sebesar 8,64 poin seiring dengan aksi lepas saham investor.
Indeks harga saham gabungan (IHSG) BEI ditutup melemah sebesar 8,64 poin atau 0,18 persen ke posisi 4.677,25, sementara indeks 45 saham unggulan (LQ45) juga menurun 1,71 poin (0,22 persen) ke level 784,97.
Kepala Riset Trust Securities Reza Priyambada di Jakarta, Senin, mengatakan bahwa indeks BEI sempat berada di area positif. Namun, aksi jual saham lebih besar sehingga IHSG terkoreksi.
"Awal pekan ini cenderung diwarnai aksi ambil untung setelah indeks BEI pada pekan lalu cenderung menguat," kata dia.
Tertekannya bursa saham di kawasan Asia, lanjut dia, menambah sentimen negatif bagi pasar saham domestik, apalagi sentimen yang ada di pasar tidak ada yang mendukung penguatan.
Di sisi lain, kata Reza, aksi investor asing menambah tekanan bagi pasar saham domestik. Tercatat pelaku pasar asing membukukan jual bersih (foreign net sell) sebesar Rp 284,168 miliar.
Transaksi perdagangan saham di pasar reguler BEI tercatat sebanyak 236.957 kali dengan volume mencapai 4,55 miliar lembar saham senilai Rp 6,11 triliun. Tercatat, efek yang bergerak naik sebanyak 137 saham, yang melemah 179 saham, dan yang tidak bergerak nilainya atau stagnan 79 saham.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng melemah 395,56 poin (1,75 persen) ke level 22.264,93, indeks Nikkei turun 153,93 poin (1,01 persen) ke level 15.120,14 dan Straits Times melemah 14,29 poin (0,46 persen) ke posisi 3.121,97. (Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...