Rupiah Terapresiasi ke Rp 11.965 IHSG juga Menguat
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Mata uang rupiah terhadap dolar Amerika Serikat, Jumat (29/11) sore, kembali berada di area positif atau menguat ke posisi Rp 11.965 per dolar AS meski dibayangi isu defisit neraca berjalan Indonesia.
Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta, Jumat sore, bergerak menguat sebesar 62 poin menjadi Rp11.965 dibanding posisi sebelumnya (28/11) Rp 12.027 per dolar AS.
"Penguatan rupiah cenderung terbatas menyusul sentimen defisit neraca transaksi berjalan yang masih membayangi," kata analis pasar uang Bank Himpunan Saudara Ruly Nova di Jakarta, Jumat.
Selain itu, lanjut dia, permintaan korporasi terhadap dolar AS menjelang akhir tahun untuk memenuhi kegiatannya juga cenderung cukup tinggi sehingga penguatan nilai tukar belum signifikan.
Ia menambahkan bahwa di tengah bank sentral AS (the Fed) yang bersiap untuk memangkas stimulus keuangannya juga akan membuat Indonesia rentan pada keluarnya arus modal.
"Sebenarnya, secara fundamental pergerakan rupiah masih akan terus berfluktuasi menunggu publikasi data ekonomi Indonesia dan selama kepastian dari the Fed," kata dia.
Sementara itu, kurs tengah Bank Indonesia pada hari Jumat ini tercatat mata uang rupiah melemah menjadi Rp11.977 dibanding sebelumnya (28/11) di posisi Rp 11.930 per dolar AS.
IHSG Menguat Tipis
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Jumat bergerak menguat sebesar 22,51 poin setelah nilai tukar rupiah mengalami apresiasi.
IHSG BEI ditutup naik sebesar 22,51 poin atau 0,53 persen ke posisi 4.256,44. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 2,51 poin (0,36 persen) ke level 704,89.
"Penguatan rupiah mendorong sebagian saham-saham di Bursa domestik kembali menguat sehinga indeks BEI kembali berada di area positif," ujar Analis PT Anugerah Sekurindo Indah Bertoni Rio di Jakarta, Jumat.
Ia menambahkan setelah mengalami tekanan dalam beberapa hari di pekan ini, pelaku pasar mulai masuk ke pasar dengan melakukan transaksi saham secara selektif.
"Diperkirakan penguatan indeks BEI pada akhir pekan ini hanya bersifat sementara, hal itu dikarenakan beberapa pelaku pasar melakukan transaksi secara selektif," kata dia.
Menurut Bertoni, menjelang dipublikasikannya indikator data ekonomi Indonesia, indeks BEI masih akan terus bergerak mudah berubah.
Ia juga mengatakan bahwa pelaku pasar asing yang kembali mengambil posisi beli juga menjadi salah satu pendorong IHSG BEI menguat. Tercatat pelaku pasar asing membukukan beli bersih (foreign net sell) senilai Rp 121,825 miliar pada akhir pekan ini (29/11).
Transaksi perdagangan saham di BEI tercatat sebanyak 81.131 kali dengan volume mencapai 3,33 miliar lembar saham senilai Rp 3,30 triliun.
Bursa regional, diantaranya indeks Hang Seng menguat 92,20 poin (0,37 persen) ke level 23.881,29, indeks Nikkei-225 turun 65,25 poin (0,41 persen) ke level 15.661,87, dan Straits Times melemah 10,02 poin (0,31 persen) ke posisi 3.176,35. (Ant)
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...