Rupiah Terus Tertekan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Nilai tukar rupiah yang ditransaksikan antarbank di Jakarta Kamis pagi (28/11) belum bergerak nilainya atau stagnan di posisi Rp 11.884 per dolar AS.
“Menjelang publikasi data ekonomi Indonesia pada awal Desember mendatang nilai tukar rupiah bergerak bervariasi dengan kecenderungan melemah,” kata Kepala Riset Trust Securities, Reza Priyambada di Jakarta, Kamis (28/11).
Ia mengemukakan penilaian pelaku pasar terhadap neraca perdagangan dan pembayaran Indonesia belum menunjukkan perbaikan yang signifikan masih menjadi sentimen negatif bagi pasar valuta asing domestik.
Ia menambahkan nilai tukar rupiah juga cenderung tertekan terhadap mata uang rekan dagang, hal itu terlihat dari kurs “Nominal Effective Exchange Rate” (NEER) yang menurun.
Sementara itu, Kepala Riset Monex Investindo Futures, Ariston Tjendra mengatakan bahwa serangkaian data AS yang cukup positif akan kembali membantu mata uangnya kembali meningkat terhadap mayoritas nilai tukar dunia.
“Dolar AS menguat setelah adanya tanda-tanda pemulihan ekonominya salah satunya terlihat dari klaim pengangguran AS yang mengalami penurunan,” katanya.
Ia menambahkan ekonom juga memperkirakan data AS pada pekan depan akan menunjukkan sektor manufaktur akan meningkat. Sementara itu pada pukul 09.45 WIB nilai tukar rupiah terpantau bergerak melemah sebesar 41 poin menjadi Rp 11.925 per dolar AS.
IHSG Dibuka Menguat 19,31 Poin
Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis dibuka menguat sebesar 19,31 poin meski dibayangi pelemahan bursa Asia.
IHSG BEI dibuka naik 19,31 poin atau 0,45 persen menjadi 4.270,80. Sedangkan indeks 45 saham unggulan (LQ45) menguat 4,28 poin (0,61 persen) ke level 708,78.
Analis Samuel Sekuritas, Benedictus Agung di Jakarta Kamis mengatakan bahwa indeks BEI melanjutkan penguatan seiring dengan mayoritas bursa Asia menyusul adanya optimisme terhadap perekonomian AS yang mulai membaik.
“Data klaim pengangguran AS menurun dan data kepercayaan konsumen AS di luar dugaan juga positif,” kata dia.
Kendati sentimen dari bursa global relatif positif, lanjut dia, pergerakan IHSG BEI masih dibayangi oleh depresiasi nilai tukar rupiah yang masih belum mereda.
Sementara itu, Analis HD Capital, Yuganur Wijanarko menambahkan bahwa penguatan indeks BEI diperkirakan masih terbatas menyusul pelaku pasar yang masih khawatir terhadap kondisi ekonomi Indonesia.
“Beberapa investor masih khawatir untuk masuk pasar karena masih khawatir terhadap perkembangan makro ekonomi Indonesia untuk akhir tahun maupun pada 2014 mendatang dan kinerja neraca transaksi berjalan,” kata dia.
Sementara itu pada pukul 09.30 WIB indeks BEI berbalik arah ke area negatif atau melemah sebesar 10,41 poin (0,24 persen) menjadi 4.241,08.
Bursa regional, di antaranya indeks Hang Seng menguat 174,88 poin (0,73 persen) ke level 23.981,23, indeks Nikkei-225 naik 195,08 poin (1,26 persen) ke level 15.643,71, dan Straits Times menguat 24,56 poin (0,77 persen) ke posisi 3.196,76. (Ant)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...