Rusia akan Bertemu dengan Oposisi Suriah
JENEWA, SATUHARAPAN.COM - Perwakilan Rusia dan anggota oposisi Suriah akan bertemu di Jenewa, Swiss, Rabu (6/11), kata Wakil Menteri Luar Negeri Rusia Gennady Gatilov kepada media Rusia.
"Kami akan mengadakan serangkaian kontak dengan oposisi Suriah," katanya, seperti dikutip Selasa (5/11) oleh kantor berita Interfax.
Sejumlah besar wakil oposisi datang ke pertemuan khusus itu untuk menemui delegasi Rusia. Gatilov menambahkan, diskusi-diskusi akan mencakup sekitar persiapan-persiapan untuk konferensi perdamaian Suriah yang tengah dilanda perang.
Gatilov, yang negaranya telah lama menjadi salah satu sekutu rezim Suriah, tidak mengatakan siapa diplomat Rusia yang akan datang dalam pertemuan itu ataupun siapa wakil kelompok oposisi.
Pernyataannya itu muncul setelah Utusan Khusus PBB-Liga Arab untuk perdamaian Suriah Lakhdar Brahimi dan berbagai diplomat senior, termasuk Gatilov, bertemu untuk membahas secara serius pada Selasa, tetapi gagal menetapkan tanggal atas konferensi yang lama tertunda itu, yang dijuluki Jenewa II.
Batu sandungan utama adalah perpecahan di dalam oposisi Suriah yang semakin parah, yang akan mengadakan pertemuan internal bulan ini untuk menentukan apakah dan bagaimana mereka harus mengirimkan wakil pada konferensi itu.
Pada Rabu, para diplomat Rusia dan anggota oposisi Suriah, seperti dikemukakan Gatilov, akan membahas partisipasi dalam konferensi, prospek unifikasi antara kelompok oposisi atas dasar satu delegasi.
Berbicara dari Moskow dalam wawancara yang diterbitkan pada Selasa di harian Prancis Le Figaro, mantan Wakil Perdana Menteri Suriah Qadri Jamil, yang dipecat Presiden Suriah Bashar al-Assad pekan lalu, mengatakan ia akan mengikuti pertemuan di Jenewa itu sebelum kembali ke Damaskus.
Jamil resmi dipecat karena mengadakan pertemuan yang tidak sah dengan seorang pejabat tinggi AS di Jenewa dalam diskusi-diskusi Selasa.
Titik utama lain yang mencuat dalam persiapan untuk konferensi adalah nasib Bashar. Ia bersikeras Presiden Suriah harus menjadi bagian dari transisi yang akan bekerja di Jenewa.
"Itu adalah di mana kita akan memutuskan apakah pada akhir proses ini ia harus meninggalkan atau apakah ia dapat mengambil bagian dalam pemilihan presiden tahun depan," ia menambahkan.(Ant)
KPK Geledah Kantor OJK Terkait Kasus CSR BI
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Penyidik Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menggeledah kantor Otoritas J...