Rusia Copot Wakil Menhan Yang Dijuluki Barat sebagai “Penjagal Mariupol”
MOSKOW, SATUHAR4APAN.COM-Kolonel Jenderal Rusia, Mikhail Mizintsev, yang diberi sanksi oleh Barat dan dijuluki "Penjagal Mariupol" karena perannya dalam perang Ukraina, telah dicopot sebagai wakil menteri pertahanan, menurut seorang blogger militer dan situs web berita terkemuka.
Mizintsev mengatur pengepungan kota Mariupol di Ukraina pada bulan-bulan awal perang tahun lalu. Pada bulan September, ia diangkat sebagai wakil menteri pertahanan yang bertanggung jawab atas logistik dan perbekalan.
Menerapkan sanksi terhadap Mizintsev Juni lalu, Uni Eropa menyebutnya sebagai “Jagal Mariupol” dan mengatakan dia bertanggung jawab atas pengepungan "tidak manusiawi" di kota Ukraina yang hancur, yang menurut Rusia sedang dibangun kembali.
Pemecatannya dilaporkan oleh seorang blogger militer Rusia, Alexander Sladkov, dan oleh situs berita RBC. Tidak ada yang memberikan penjelasan mengapa dia tampaknya telah disingkirkan.
Kementerian pertahanan tidak segera menanggapi permintaan komentar, sementara Kremlin mengatakan tidak bisa mengatakan apa-apa tentang masalah ini dan telah mengajukan pertanyaan tentang masalah tersebut ke kementerian pertahanan.
Rusia telah merebut lebih dari seperenam wilayah Ukraina, tetapi mengalami kerugian besar selama perang 14 bulan. Itu tidak mencapai keuntungan signifikan sejak Juli lalu, sementara dipaksa mundur besar-besaran di sekitar kota Kharkiv dan Kherson.
Saat ini Ukraina sedang mempersiapkan diri untuk serangan balasan, sambil mencoba untuk mengambil kendali penuh atas kota Bakhmut di Ukraina timur setelah berbulan-bulan peperangan yang sengit.
Presiden Vladimir Putin sering merombak tokoh-tokoh militer tanpa penjelasan, termasuk pada bulan Januari ketika Valery Gerasimov, kepala staf umum, menggantikan Sergei Surovikin sebagai penanggung jawab keseluruhan atas apa yang disebut Rusia sebagai "operasi militer khusus".
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan pada hari Jumat (28/4) bahwa pasukannya telah meluncurkan serangan presisi tinggi jarak jauh pada malam hari di unit cadangan tentara Ukraina, dan bahwa semua target yang ditentukan telah terkena, kantor berita milik negara RIA melaporkan.
Pejabat Ukraina mengatakan serangan itu, serangan udara skala besar pertama dalam hampir dua bulan, menewaskan sedikitnya 17 orang. (Reuters)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...