Rusia Tembakkan 30 Rudal ke Kiev, Ukraina Tembak Jatuh 29
KIEV,SATUHARAPAN.COM-Rusia menembakkan 30 peluru kendali (Rudal) jelajah ke berbagai bagian Ukraina hari Kamis (18/5) pagi. Namun pertahanan udara Ukraina menembak jatuh 29 di antaranya, kata para pejabat.
Satu orang tewas dan dua lainnya terluka oleh rudal Rusia yang berhasil menembus dan menghantam sebuah bangunan industri di wilayah selatan Odesa, menurut Serhiy Bratchuk, juru bicara administrasi militer wilayah tersebut.
Di tengah serangan udara Rusia yang meningkat baru-baru ini, China mengatakan utusan khususnya bertemu dengan Presiden Ukraina, Volodymyr Zelenskyy, selama pembicaraan di Kiev awal pekan ini dengan kepala diplomat Ukraina.
Proposal perdamaian Beijing sejauh ini belum menghasilkan terobosan nyata dalam perang. Juru bicara Kementerian Luar Negeri China, Wang Wenbin, mengatakan pada hari Kamis bahwa pihak-pihak yang bertikai perlu "mengumpulkan rasa saling percaya" agar kemajuan dapat dicapai.
Pejabat Ukraina selama pembicaraan berusaha mendapat dukungan China untuk rencana perdamaian Kiev sendiri, menurut kantor kepresidenan Ukraina. Proposal Zelenskyy mencakup pemulihan integritas teritorial negaranya, penarikan pasukan Rusia, dan meminta pertanggungjawaban Presiden Rusia, Vladimir Putin, secara hukum atas invasi pada Februari 2022.
Para pemimpin Kelompok Tujuh (G-7) negara industri terkemuka yang berkumpul di Jepang pada hari Kamis (18/5) diharapkan mengecam perang Rusia dan bersumpah untuk terus membantu Ukraina melawan Moskow. Mereka akan mengadakan "diskusi tentang medan perang" di Ukraina, menurut Jake Sullivan, penasihat keamanan nasional Gedung Putih.
Pertahanan Rusia
Seorang pejabat Barat mengatakan Rusia telah membangun garis pertahanan yang “berpotensi tangguh” di wilayah Ukraina, termasuk ladang ranjau yang luas, dan memiliki lebih dari 200.000 tentara di sepanjang garis depan 1.000 kilometer (600 mil), meskipun tidak mungkin memiliki cadangan yang kredibel.
Karena Ukraina menerima sistem senjata canggih dari sekutu Baratnya, Kremlin mulai kehilangan pesawat tempur di daerah yang sebelumnya dianggap aman, kata pejabat itu, sementara Kiev telah terbukti mampu menembak jatuh rudal balistik hipersonik Rusia, senjata paling canggih di gudang senjata Moskow.
Pejabat itu berbicara dengan syarat anonim untuk membahas intelijen militer.
Sementara itu, otoritas yang dipasang Kremlin di Krimea yang diduduki melaporkan delapan gerbong kereta api tergelincir pada hari Kamis karena ledakan, memicu kecurigaan baru tentang kemungkinan aktivitas sabotase Ukraina di belakang garis Rusia. Media pemerintah Rusia melaporkan bahwa kereta itu membawa biji-bijian.
Kantor berita negara, RIA Novosti, mengutip sumber di dinas darurat, mengatakan insiden itu terjadi tidak jauh dari kota Simferopol. Perusahaan Kereta Api Krimea mengatakan kecelakaan itu disebabkan oleh "campur tangan orang yang tidak berwenang" dan tidak ada korban jiwa.
Pejabat Ukraina menolak mengomentari kemungkinan tindakan sabotase. Juru bicara intelijen militer Ukraina, Andriy Yusov, mengatakan di televisi Ukraina bahwa jalur kereta Rusia “juga digunakan untuk mengangkut senjata, amunisi, kendaraan lapis baja.”
Serangan Rudal Rusia ke Kiev
Semalam, ledakan keras terdengar di Kiev saat pasukan Kremlin menargetkan ibu kota untuk kesembilan kalinya bulan ini. Itu adalah eskalasi yang jelas setelah jeda beberapa pekan dan sebelum serangan balasan Ukraina yang sangat dinanti menggunakan senjata canggih Barat yang baru dipasok.
Puing-puing berjatuhan di dua distrik Kiev, memicu kebakaran di kompleks garasi. Belum ada kabar tentang korban, Serhii Popko, kepala administrasi militer Kiev, mengatakan dalam sebuah posting Telegram.
Ukraina juga menembak jatuh dua drone peledak Rusia dan dua drone pengintai, menurut pihak berwenang.
Rudal diluncurkan dari pangkalan laut, udara dan darat Rusia, Jenderal Valerii Zaluzhnyi, panglima tertinggi Ukraina, menulis di Telegram.
Pasukan Rusia menggunakan pembom strategis dari wilayah Kaspia dan tampaknya menembakkan rudal tipe X-101 dan X-55 yang dikembangkan selama masa Uni Soviet, kata otoritas Kiev. Rusia kemudian mengerahkan drone pengintai di atas ibu kota.
Dalam serangan udara besar terakhir di Kiev, pada hari Selasa, pertahanan udara Ukraina yang didukung oleh sistem canggih yang dipasok Barat menembak jatuh semua rudal yang masuk, kata para pejabat.
Serangan itu menggunakan rudal hipersonik, yang berulang kali disebut-sebut oleh Putin sebagai memberikan keuntungan strategis utama. Rudal, yang merupakan salah satu senjata paling canggih di gudang senjata Rusia, sulit dideteksi dan dicegat karena kecepatan hipersonik dan kemampuan manuvernya.
Tetapi sistem pertahanan udara Barat yang canggih, termasuk rudal Patriot buatan Amerika, telah membantu menyelamatkan Kiev dari jenis kehancuran yang disaksikan di sepanjang garis depan utama di timur dan selatan negara itu.
Pertempuran di Kota Bakhmut
Sementara pertempuran darat sebagian besar menemui jalan buntu di sepanjang garis depan itu, kedua belah pihak saling menargetkan wilayah masing-masing dengan senjata jarak jauh.
Pertempuran paling intens difokuskan pada kota Bakhmut dan daerah sekitarnya, di Provinsi Donetsk timur Ukraina, dengan seorang pejabat militer Ukraina mengklaim pada hari Kamis bahwa tentara maju hingga 1,7 kilometer (lebih dari satu mil) di sana pada hari sebelumnya.
Pada saat yang sama, Yevgeny Prigozhin, jutawan pemilik kontraktor militer swasta Rusia Wagner yang pasukannya memelopori pertempuran, mengklaim bahwa unit tentara Rusia telah mundur dari posisi mereka di utara kota. Prigozhin sering mengkritik militer Rusia.
Setidaknya tujuh warga sipil Ukraina tewas, termasuk seorang anak laki-laki berusia lima tahun, dan 18 orang terluka selama 24 jam sebelumnya, kata kantor kepresidenan. Juga, dua orang terluka dalam serangan pesawat tak berawak di wilayah Kursk selatan Rusia, yang berbatasan dengan Ukraina, lapor gubernur regional Kamis.
Dalam sebuah posting Telegram, Roman Starovoit mengklaim pasukan Ukraina menjatuhkan alat peledak dari drone di kompleks olah raga dan rekreasi.
Di wilayah Belgorod Rusia, dua orang tewas dalam penembakan Ukraina di desa Nizhnee Berezovo, sekitar 10 kilometer (enam mil) dari perbatasan, menurut Gubernur Vyacheslav Gladkov. (AP)
Editor : Sabar Subekti
Kepala Pasukan UNIFIL: Posisi PBB di Lebanon Berisiko Didudu...
BEIRUT, SATUHARAPAN.COM-Kepala pasukan penjaga perdamaian PBB mengatakan pada hari Jumat (1/11) bahw...