Rusia Tuduh Badan Intelijen Barat Membantu Teroris Serang Konser Musik di Moskow
Spanyol tangkap orang yang mendorong terorisme. ISIS rilis gambar serangan ke konser musik Moskow.
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM-Kepala badan keamanan Rusia, FSB, pada hari Selasa (26/3) mengklaim bahwa dinas khusus Barat dan Ukraina telah membantu para penyerang yang menyerbu gedung konser Moskow pekan lalu, menewaskan seratus orang lebih.
Rusia terus menuduh Ukraina terlibat dalam pembantaian hari Jumat itu, bahkan setelah Presiden Vladimir Putin mengakui “kelompok Islam radikal” yang melakukan pembunuhan tersebut.
“Kami yakin tindakan tersebut dipersiapkan oleh kelompok Islam radikal itu sendiri dan, tentu saja, difasilitasi oleh dinas khusus Barat, dan dinas khusus Ukraina sendiri memiliki hubungan langsung dengan hal ini,” kata kepala FSB, Alexander Bortnikov, seperti dikutip oleh kantor berita Rusia.
Dia juga mengulangi klaim Kremlin bahwa para penyerang mencoba melarikan diri melalui perbatasan Ukraina, sebuah pernyataan yang oleh Kiev disebut tidak masuk akal. “Saya akan memberi tahu Anda sebuah rahasia kecil: mereka akan disambut sebagai pahlawan di dunia lain,” kata Bortnikov.
Dia menambahkan bahwa meskipun Rusia mengetahui siapa yang mengorganisir serangan itu, “orang yang memerintahkan serangan itu belum teridentifikasi.”
Dia tidak memberikan bukti atas pernyataannya dan Ukraina dengan keras membantah peran tersebut.
ISIS telah mengatakan beberapa kali sejak hari Jumat (22/3) bahwa mereka bertanggung jawab, dan saluran media yang berafiliasi dengan ISIS telah menerbitkan video grafis dari orang-orang bersenjata di dalam tempat tersebut.
Mendorong Terorisme
Sementara itu, polisi Spanyol mengatakan pada hari Selasa (26/3) bahwa mereka telah menangkap seorang pria karena dicurigai melakukan “upaya intensif untuk mendorong terorisme” dan memiliki hubungan luas dengan jaringan ekstremis internasional.
Tersangka ditangkap di Barcelona karena dicurigai memiliki hubungan dengan ISIS, dan pernyataan polisi Guardia Civil mengatakan dia memiliki “hubungan luas” dengan anggota kelompok lainnya di Asia, Eropa dan Amerika Utara.
Polisi mulai menyelidikinya tahun lalu setelah mengetahui bahwa dia “menggunakan platform pesan instan terenkripsi untuk menyatakan dukungan terhadap ISIS” dan terlibat dalam “upaya propaganda intensif untuk mendorong terorisme.”
Melalui profil daringnya, ia menyebarkan dan menerjemahkan “banyak konten ekstremis tentang kegiatan teroris dalam berbagai konteks dan tentang bahan untuk membuat bahan peledak,” katanya.
Tersangka mengikuti “langkah keamanan yang ketat” dalam semua komunikasinya, menggunakan “alat yang memungkinkan dia beroperasi secara anonim” secara online, dan berhubungan dengan simpatisan lain di luar negeri untuk “menawarkan pelatihan dan instruksi mengenai terorisme.”
Penyelidik juga menemukan bahwa dia menggunakan mata uang kripto, dan mengatakan bahwa mereka “tidak mengesampingkan keterlibatannya dalam mendanai kegiatan teror.”
Tersangka dibawa ke pengadilan Spanyol pada 19 Maret dan dikembalikan ke tahanan, dan polisi di Kanada dan Swedia juga menangkap beberapa kontaknya, kata pernyataan itu.
“Upaya propaganda yang dilakukan kelompok teroris dengan menggunakan internet dan media sosial adalah kunci untuk menjaga tekanan teror di Barat,” katanya, merujuk pada propaganda online sebagai “salah satu kekuatan utama berbagai organisasi ekstremis.”
Operasi polisi tersebut dilakukan atas kerja sama badan intelijen spanyo, CNI, badan intelijen Swedioa, SAPO, badan intelijen dalam negeri Prancis, DGSI, dan badan kepolisian Eropa, EUROPOL.
Foto Serangan Dirilis ISIS
ISIS (Negara Islam Irak dan Sutiah) pada hari Sabtu (23/3) merilis foto yang dikatakannya sebagai empat penyerang di balik aksi penembakan yang menewaskan sedikitnya 143 orang di gedung konser dekat Moskow, Rusia pada hari Jumat (23/3), kata kantor berita kelompok militan tersebut, Amaq, melalui Telegram.
“Serangan itu terjadi dalam konteks perang yang berkecamuk (antara ISIS) dan negara-negara yang memerangi Islam,” tambah Amaq dalam sebuah pernyataan yang mengutip sumber keamanan.
ISIS mengaku bertanggung jawab atas serangan tersebut, namun terdapat indikasi bahwa Rusia berupaya menjalin hubungan dengan Ukraina, meskipun ada penolakan tegas dari para pejabat Ukraina bahwa Kiev tidak ada hubungannya dengan serangan tersebut.
Pihak berwenang Rusia mengatakan pada hari Sabtu bahwa mereka telah menangkap 11 orang termasuk empat tersangka pria bersenjata sehubungan dengan serangan itu. (Reuters/AFP)
Editor : Sabar Subekti
Kekerasan Sektarian di Suriah Tidak Sehebat Yang Dikhawatirk...
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Penggulingan Bashar al Assad telah memunculkan harapan sementara bahwa war...