Rusia Usul Gencatan Senjata Suriah Diperpanjang 48 Jam
MOSKOW, SATUHARAPAN.COM - Rusia menyerukan untuk memperpanjang 48 jam gencatan senjata di Suriah, hari Rabu (14/9).
Moskow "menyerukan perpanjangan penghentian permusuhan di semua wilayah Suriah selama 48 jam," kata pejabat senior militer Rusia, Viktor Poznikhir, dalam siaran pengarahan di televisi negara, seperti dikutip AFP.
Gencatan senjata senjata disepakati pasukan pemerintah Suriah dan pemberontak yang difasilitasi Rusia dan Amerika Serikat pekan lalu selama dua hari dan mulai berlaku pada Senin (12/9) sore.
Pernyataan Rusia juga menyebutkan bahwa kelompok pemberontak telah melanggar gencatan senjata sebanyak 60 kali sejak mulai berlaku pada hari Senin.
"Kami juga mencatat bahwa beberapa kelompok yang dikendalikan oleh Amerika Serikat, seperti Ahrar Al-Sham, telah secara terbuka menyatakan keengganan mereka untuk menaati gencatan senjata," kata Poznikhir. "Jumlah terbesar pelanggaran terkait dengan kelompok-kelompok ini."
Minta Pisahkan Moderat dan Militan
Dalam panggilan telepon dengan Menteri Luar Negeri AS, John Kerry, hari Rabu (14/9), Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, menyerukan Washington untuk memastikan memisahkan pemberontak moderat dari kelompok-kelompok militan.
Poznikhir juga mengatakan bahwa Rusia pada hari Selasa (13/9) membom wilayah utara kota bersejarah, Palmyra, "di mana militan ISIS (Negara Islam Irak dan Suriah) terkonsentrasi." Itu merupakan serangan pertama sejak gencatan senjata berlaku. Kelompok teroris di Suriah dikecualikan dalam kesepakatan gencatan senjata itu.
Serangan itu, menurut Poznikhir, telah membunuh 250 orang dan menghancurkan 15 truk yang berisi senapan mesin berat.
Gencatan senjata yang dimulai saat matahari terbenam pada hari Senin, disetujui setelah pembicaraan maraton antara Menlu AS dan menlu Rusia di Jenewa Jumat lalu. Hal itu merupakan bagian dari upaya terbaru mengakhiri konflik yang sudah berlangsung lebih dari lima tahun, dan telah menewaskan lebih dari 300.000 orang.
Kesepakatan AS-Rusia bertujuan untuk mengakhiri pertempuran antara loyalis Presiden Bashar Al-Assad dan berbagai pemberontak, tetapi tidak termasuk pasukan militan seperti kelompok ISIS.
Utusan PBB untuk Suriah, Staffan de Mistura, hari Selasa memuji gencatan senjata untuk hasilnya "penurunan kekerasan secara signifikan" meskipun ada insiden yang terpisah.
Editor : Sabar Subekti
Daftar Pemenang The Best FIFA 2024
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Malam penganugerahan The Best FIFA Football Awards 2024 telah rampung dig...