Sabar, Bukan Lelet
SATUHARAPAN.COM – Saya mempunyai kawan yang terkenal selalu datang terlambat. Datang rapat panitia mesti telat, persekutuan pemuda juga hadir belakangan. Agaknya sulit berharap dia datang lebih awal kecuali dijemput. Nah, ketika kami memprotes kelakuannya, dengan sigap dia mengatakan bahwa salah satu alasan kenapa datang terlambat adalah ayat Kitab Suci yang mengatakan bahwa kasih itu sabar, jadi tidak usah tergesa-gesa, santai sajalah.
Sabar memang salah satu karakter yang baik. Sebab dalam sikap sabar kita lebih banyak mempunyai waktu untuk berpikir lebih jernih, bertindak lebih perhitungan, dan mengambil keputusan lebih baik. Namun demikian, sabar tidak bisa diartikan dengan mengulur-ulur waktu, sabar juga tidak berarti boleh santai semaunya, dan sabar tentu tak boleh menjadi alasan untuk tidak segera bertindak.
Allah memberikan kepada manusia sifat sabar tentu ada maksudnya, yaitu agar manusia tidak terburu-buru. Sejatinya, terburu-buru adalah sifat ingin segera bertindak sebelum waktunya. Dan ini tentu berbeda maknanya dengan sikap tepat waktu. Sikap tepat waktu menuntut kita bergerak sesuai irama kerja dan momentum yang seharusnya. Artinya, bertindak tepat pada waktunya. Kelihatannya, kawan saya tadi tampaknya mengartikan keliru arti sabar yang semestinya tepat waktu, dan bukan lelet. Sebab, kesabaran tidak berarti harus berlama-lama. Tepat waktu adalah sikap terbaik. Bukankah untuk segala sesuatu memang ada waktunya?
email: inpirasi@satuharapan.com
Ibu Kota India Tercekik Akibat Tingkat Polusi Udara 50 Kali ...
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Pihak berwenang di ibu kota India menutup sekolah, menghentikan pembangun...