Saddam Hussein, 40 Kali Lamaran Kerjanya Ditolak
NEW DELHI, SATUHARAPAN.COM-Mantan Presiden Irak, Saddam Hussein telah dieksekusi lebih dari 10 tahun yang lalu, setelah digulingkan oleh invasi Amerika Serikat. Namun "kutukan" terhadap dia masih menghantui seorang pemuda India, bahkan mengancam karir dan kehidupannya.
Dia adalah Saddam Hussein yang seorang insinyur kelautan dari kota Jamshedpur, India. Sejak lulus dua tahun lalu dari Noorul Islam Universitas Tamil Nadu, dia selalu ditolak lamaran pekerjaanya, karena namanya yang sama dengan mantan diktator Irak itu.
Pria asal Jamshedpur itu mulai merasakan beban nama almarhum Presiden Irak yang diberikan kepadanya oleh kakeknya yang sangat mengagumi presiden Irak itu. Dan setidaknya dia sudah 40 kali lamaran pekerjaannya ditolak.
"Orang-orang takut untuk mempekerjakan saya," katanya mengeluh Dia bahkan sempat wawancara dengan perusahaan pelayaran internasional, namun terpaksa ditolak karena namanya. Padahal Saddam dari Jamshedpur ini memperoleh operingkat kedua dalam studi pada 2014, menurut laporan Hindustan Times.
Pada enam bulan pertama, dia tidak bisa menjelaskan mengapa dia ditolak. "Saya kemudian bertanya pada perusahaan yang menolak dia, dan beberapa dari mereka mengatakan kepada saya nama saya adalah masalah," katanya.
Dia juga diberitahu bahwa ada karyawan dengan nama yang membangkitkan kecurigaan bisa menjadi mimpi buruk bagi operasional perusahaan.
Ganti Nama
Saddam Hussein yang dari India ini kemudian memutuskan untuk berusaha ‘’mengubah’’ nasib dengan mengajukan ke pengadilan untuk mengubah namanya menjadi Sajid. Namun perubahan itu juga bukan jalan mulus.
Saddam Hussein telah berganti menjadi Sajid, seperti dikutip oleh koran lokal yang mengatakan, "Orang-orang takut untuk mempekerjakan saya, mereka takut berjumpa dengan petugas imigrasi di perbatasan internasional."
Meskipun demikian, perubahan nama dadi Saddam Hussein menjadi Sajid belum membawa perubahan hasil pada lamaran pekerjaannya, karena semua ijazah akademik masih dengan nama lamanya. Bahkan semua dokumen seperti kartu penduduk, surat mengemudi, dan juga surat hak memilih.
Sajid, seperti dikutip Al Arabiya, dilaporkan masih menunggu sidang pengadilan pada 5 Mei mendatang untuk meminta pemerintah India mengesahkan perubahan nama pada ijazah sekolah menengahnya.
Saddam dari Jamshedpur ini mengaku tetap menyayangi kakeknya, meskipun dia merasa harus membayar untuk kebodohannya. "Saya seorang korban yang tidak bersalah dari kejahatan orang lain," katanya.
Jerman Berduka, Lima Tewas dan 200 Terluka dalam Serangan di...
MAGDEBURG-JERMAN, SATUHARAPAN.COM-Warga Jerman pada hari Sabtu (21/12) berduka atas para korban sera...