Patmi, Kartini Kendeng Meninggal Saat Perjuangkan Hak
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Patmi, salah satu warga Kendeng, Rembang, Jawa Tengah yang sedang memperjuangkan haknya sebagai warga negara meninggal dunia pada hari Selasa (21/3) dini hari.
Patmi (48) adalah salah satu dari Kartini Kendeng, demikian mereka menyebutnya sebagai salah satu aktivis yang sedang memperjuangkan daerahnya dari pembangunan pabrik semen di Rambang, Jawa Tengah.
Patmi sebelumnya dinyatakan sehat oleh dokter. Namun, pada pukul 02.30 WIB pada hari Selasa (21/3) setelah mandi, dia mengeluh sakit. Lalu mengalami kejang-kejang dan muntah. Dokter kemudian segera membawa Patmi ke RS St. Carolus, Salemba. Namun, nyawanya tak terselamatkan ketika hampir sampai di rumah sakit.
“Pihak RS St. Carolus menyatakan bahwa Bu Patmi meninggal mendadak sekitar pukul 02.55 dengan dugaan jantung,” demikian pernyataan resmi yang diterima oleh satuharapan.com pada hari Selasa (21/3).
Rencananya, jenazah Patmi akan dipulangkan ke Desa Larangan, Kecamatan Tambakromo, Kabupaten Pati untuk dimakamkan di desanya. Warga Kendeng juga akan langsung pulang menuju Kendeng.
Sebelumnya, sejak hari Senin (13/3), warga pedesaan di kawasan bentang alam Kendeng memulai aksi kolektif untuk memprotes pemerintah pusat dan pemerintah daerah dalam menanggapi penolakan warga Kendeng terhadap rencana pendirian dan pengoperasian pabrik semen milik PT Semen Indonesia di Rembang dan perusahaan semen lainnya di pegunungan Kendeng.
Pemerintah juga, dalam pernyataan tersebut terkesan mempermainkan hukum, termasuk mengecillkan putusan Mahkamah Agung Republik Indonesia yang membatalkan izin lingkungan dan mengganggu usaha warga untuk mendapatkan keadilan.
Sejak awal, seluruh peserta aksi #DipasungSemen2 didampingi dan dimonitor selalu oleh tim dokter yang siaga di YLBHI dan di lokasi aksi. Aksi protes berlangsung setiap hari, dimulai dari siang sampai sore, dengan fasilitas sanitasi lapangan dan peneduh. Pada sore hari peserta aksi pulang ke tempat beristirahat dan menginap di YLBHI Jalan Diponegoro Jakarta.
Kemudian, pada hari Kamis (16/3), sekitar 55 warga dari Kabupaten Pati dan Rembang bergabung melakukan aksi pengecoran kaki dengan semen. Sekitar 20 orang mulai mengecor kaki di hari Kamis tersebut. Patmi adalah salah satu dari yang mengecor kaki dengan kesadaran tanggung jawab penuh. Beliau datang bersama kakak dan adiknya, dengan izin suaminya.
Senin (20/3) sore, perwakilan warga diundang Kepala Kantor Staf Presiden, Teten Masduki untuk berdialog di dalam kantor KSP. Intinya, perwakilan warga Kendeng menyatakan menolak skema penyelesaian konflik yang hendak digantungkan pada penerbitan hasil laporan KLHS yang sama tertutupnya dan bahkan sama sekali tidak menyertakan warga yang bersepakat menolak pendirian pabrik semen PT Semen Indonesia dan pabrik semen lainnya di pegunungan Kendeng tersebut. (PR)
Editor : Diah Anggraeni Retnaningrum
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...