Saham-saham Wall Street Naik Setelah Laporan Pekerjaan AS Lemah
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM - Saham-saham di Wall Street pulih dari kerugiannya menjadi berakhir sebagian besar lebih tinggi pada Jumat atau Sabtu (11/1) pagi WIB, setelah laporan pekerjaan Amerika Serikat secara tak terduga lemah.
Indeks Dow Jones Industrial Average merosot 7,71 poin (0,05 persen) menjadi ditutup pada 16.437,05.
Indeks berbasis luas S&P 500 naik 4,24 poin (0,23 persen) menjadi 1.842,37, sedangkan indeks komposit teknologi Nasdaq naik 18,47 poin (0,44 persen) menjadi 4.174,66.
Laporan bulanan Departemen Tenaga Kerja mengatakan ekonomi AS hanya menambahkan 74.000 pekerjaan pada Desember, jauh di bawah 197.000 pekerjaan yang diperkirakan oleh para analis.
Pasar ekuitas menghabiskan sebagian besar hari di posisi merah sebelum pulih pada perdagangan sore.
Penurunan imbal hasil surat utang negara AS menunjukkan pasar berpikir laporan pekerjaan lemah berarti Federal Reserve AS akan menghindari langkah agresif dalam menarik kembali stimulusnya.
"Orang berpikir The Fed akan tinggal lebih lama," kata Brent Schutte, penyiasat pasar di BMO Private Bank.
Beberapa analis mengatakan laporan pekerjaan Desember yang lemah bisa menjadi sebuah anomali.
"Anda tidak akan ingin melihat laporan yang sama pada bulan depan," kata Mace Blicksilver, direktur Marblehead Asset Management. "Ini salah satu bagian dari data. Ini tidak benar-benar sejajar dengan data lainnya."
Komponen Dow, Chevron, turun 1,9 persen setelah sebuah laporan perusahaan menyatakan produksi minyak dan gasnya pada kuartal keempat akan lebih rendah dari yang diharapkan.
Raksasa aluminium Alcoa merosot 5,4 persen setelah melaporkan kerugian 2,3 miliar dolar AS karena penghapusan nilai (write-down) yang besar. Tidak termasuk item khusus, laba kuartal keempat datang di empat sen per saham, tiga sen di bawah harapan.
Peritel raksasa AS, Target, turun 1,1 persen setelah mengungkapkan bahwa data pelanggaran terhadap sistem pembayarannya terpengaruh hingga 70 juta lebih pelanggan. Perusahaan juga mengatakan penjualan liburannya ternodai oleh peristiwa ketika pihaknya memangkas prediksi laba perusahaan.
Intercept Pharmaceuticals mencatat keuntungan besar untuk hari kedua berturut-turut, melompat 61,6 persen. Pada Kamis, saham ini melonjak 281,1 persen setelah mengumumkan hasil positif dari uji coba obat untuk mengobati "nonalcoholic steatohepatitis" (NASH), penyebab utama sirosis dan gagal hati.
Sears Holdings anjlok 13,8 persen setelah melaporkan bahwa penjualan toko-tokonya turun 7,4 persen pada kuartal keempat tahun fiskal sampai saat ini. Perusahaan ini memperkirakan kerugian sebesar 1,3-1,4 miliar dolar AS untuk tahun ini.
Harga obligasi naik. Imbal hasil pada obligasi negara AS 10 tahun merosot menjadi 2,86 persen dari 2,96 persen pada Kamis, sementara pada obligasi 30-tahun turun menjadi 3,80 persen dari 3,87 persen. Harga dan imbal hasil obligasi bergerak terbalik. (AFP/Ant)
Empat Kue Tradisional Natal dari Berbagai Negara
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Perayaan Natal pastinya selalu dipenuhi dengan makanan-makanan berat untu...