Saluran Cerna Pengaruhi 80 Persen aktivitas Tubuh, Otak 20 Persen
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Saluran cerna mengatur sebanyak 80 persen aktivitas tubuh, sedangkan otak hanya mengatur 20 persen saja. Saluran cerna yang sehat akan membuat anak bebas beraktivitas, tidur nyenyak, dan aktif belajar.
Oleh sebab itu penting untuk menerapkan pola makan seimbang dan menciptakan kondisi makan menyenangkan. Komunikasi dua arah antara saluran cerna-otak, itulah konsep gut-brain axis, sebagaimana terungkap dalam acara konferensi pers yang diselenggarakan Nestle, bertajuk “Gut-Brain Axis: Pencernaan Sehat Awal si Kecil Cerdas”, di Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (3/4).
Salah satu pembicara, Dr. Ahmad Suryawan Sp.A(K), biasa disapa dokter Wawan, merupakan spesialis anak konsultan, pakar pediatrik tumbuh kembang dari departemen ilmu kesehatan anak fakultas kedokeran Universitas Airlangga Surabaya. Dia menjelaskan saluran cerna yang sehat dapat mempengaruhi kerja otak, dan sebaliknya otak juga dapat mengirin sinyal ke pencernaan.
Wawan mencontohkan anak yang merasa gugup saat menghadapi ujian sering merasa mual. “Saluran cerna tidak hanya berfungsi untuk menampung nutrisi, tetapi juga mampu mempengaruhi sinyal ke otak melalui mikrobiota usus,” kata Wawan.
Pembicara lainnya, Dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, biasa disapa dokter Tati, pakar gizi medik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI). Dia turut menjelaskan, ASI (air susu ibu) dapat memenuhi kebutuhan nutrisi anak, dan merupakan pilihan terbaik untuk kesehatan bayi.
Dalam ASI terkandung probiotik dan oligosakarida. Probiotik adalah bakteri baik yang bermanfaat untuk saluran cerna. Bakteri baik lainnya yang ada di saluran cerna adalah Lactobacilus reuteri, yang membantu meningkatkan saluran cerna, mencegah penyakit seperti kolik, dan diare.
Tati menguraikan, setelah umur enam bulan, tumbuh kembang bayi sangat pesat, maka nutrisi ASI tidak cukup lagi, sehingga perlu didukung konsumsi gizi yang lain, seperti susu formula dan makanan pendamping ASI (MP-ASI).
Selain aspek gizi, aspek psikologis pola makan anak dipaparkan oleh Rini Hildayani M.Si, Psychologist, yang juga dosen pada Fakultas Psikologi UI. Psikolog tersebut menjelaskan bahwa stres atau tekanan pada anak dapat mempengaruhi fungsi saluran cerna.
“Anak membutuhkan saat menyenangkan untuk bisa makan. Jika kegiatan makan dilakukan dalam kondisi yang penuh tekanan, anak dapat menjadi stres yang berpengaruh pada pola makan dan gangguan fungsi pencernaan,” kata Rini.
Saluran cerna yang sehat akan melindungi anak dari berbagai penyakit, mendukung tumbuh kembang optimal dan meningkatkan daya tahan tubuh. Semua hal tersebut dilakukan melalui sekresi protein saluran cerna yang berkomunikasi dengan otak.
Sebagai informasi, acara ini diinisiasi oleh Happy Tummy Council, sebuah dewan yang terdiri dari lima pakar kesehatan yaitu Prof. Dr, M. Juffrie, Sp.A(K), Ph.D, Prof. Dr. Soebijanto Marto Sudarmo, Sp.A(K), Dr. Ahmad Suryawan Sp.A(K), Dr. Saptawati Bardosono, M.Sc, dan Rini Hildayani M.Si, Psychologist.
Happy Tummy Council memiliki misi untuk meningkatkan kesadaran dan pengetahuan masyarakat, khususnya tenaga kesehatan dan orangtua, mengenai pentingnya saluran cerna bagi tumbuh kembang optimal.
Happy Tummy Council telah mengeluarkan modul versi kedua yang dilengkapi dengan informasi yang mendalam tentang konsep gut-brain axis, di mana salah satu materinya adalah cara menghindari masalah pencernaan seperti kolik, konstipasi, diare, dan lainnya.
Acara ini dihadiri sekitar lebih kurang 50-an peserta yang bukan hanya dari awak media, tetapi juga para ibu blogger. Tujuan dari acara ini, untuk meneruskan pesan dari Happy Tummy Council bahwa kesehatan saluran pencernaaan anak penting sebagai fundamental tumbuh kembang optimal anak. Informasi ini supaya dapat diteruskan kepada masyarakat melalui media massa maupun blog.
Editor : Yan Chrisna Dwi Atmaja
Bebras PENABUR Challenge : Asah Kemampuan Computational Thin...
Jakarta, satuharapan.com, Dunia yang berkembang begitu cepat memiliki tantangan baru bagi generasi m...