Sambut Natal, GMKI Ingatkan Agar Jaga Ekosistem Bumi
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM – Ketua Umum Pengurus Pusat Gerakan Mahasiswa Kristen Indonesia (PP GMKI), Ayub Manuel Pongrekun mengingatkan, dalam menyambut hari kelahiraan Yesus Sang Kepala Gerakan, setiap manusia harus menjaga kestabilan ekosistem bumi (Rumah Kita) yang saat ini rusak akibat dari perilaku manusia yang tidak menjaga, merawat dan melestarikan Bumi.
"Berdasarkan kitab Kejadian 2:15, Allah memerintahkan kita untuk “mengusahakan” dan “memelihara”. “mengusahakan” berarti menggarap, membajak, atau mengerjakan, “memelihara” berarti melindungi, menjaga, melestarikan, merawat, mengawasi. Artinya, ada relasi tanggung jawab timbal balik antara manusia dan alam," kata Mantan Sekretaris Fungsi Hubungan Internasional PP GMKI Masa Bakti 2012-2014 melalui siaran pers yang diterima satuharapan.com di Jakarta, Senin (21/12).
Master asal Universitas Indonesia ini juga mengatakan, semangat Antroposentris yang didengungkan bukan hanya dalam bisnis, bahkan institusi agama tidak jarang mengkampanyekan dengan dasar theologis. Semangat antroposentris yang tercermin dalam motif ekonomi yang selalu dibenturkan dengan lingkungan. Dan motif ekonomi selalu keluar menjadi pemenang dari “pertarungan”.
"Dampak dari arogansi antropesentris ini sangat nyata. Dalam beberapa dekade terakhir pemanasan ini disertai dengan kenaikan konstan permukaan laut, berdasarkan studi ilmiah menunjukkan bahwa pemanasan global dalam beberapa dekade terakhir ini sebagian besar disebabkan oleh konsentrasi gas rumah kaca (karbondioksida, metana, nitrogen oksida, dan lain-lain) yang dikeluarkan terutama sebagai akibat aktivitas manusia," kata putra asli Toraja ini.
Dia juga mengatakan, bahwa saat ini yang menjadi lawan terbesar saat ini adalah Korporasi yang diaminkan Negara, perusahaan minyak yang melakukan konversi hutan menjadi perkebunan sawit, selain itu, Hutan dan sumber air yang dieksploitasi untuk tambang. Asap pengolahan dari pabrik-pabrik yang menyebabkan polusi udara.
"Industri transportasi yang selalu ekspansi pasar dan knalpotnya yang menghasilkan emisi gas buang kenderaan. Pengusaha properti dan konstruksi yang menyulap ruang terbuka hijau bahkan hutan mangrove untuk dijadikan apartemen dan jalan tol. Pengolahan minyak bumi yang tidak ramah lingkungan," dia menambahkan.
Selain korporasi, katanya, secara individu manusia juga belum memiliki kesadaran yang utuh untuk menjaga lingkungan seperti gaya hidup yang tidak ramah terhadap lingkungan, rasa malas untuk jalan kaki atau ogah naik transportasi publik dan lebih memilih menggunakan kendaraan pribadi.
"Bumi yang kita tinggali saat ini masih dibutuhkan oleh manusia pada generasi-generasi berikutnya. Spirit ekumenis merupakan cara atau upaya yang harus kita kerjakan dalam menjaga lingkungan atau bumi yang kita cintai," katanya.
Editor : Bayu Probo
Kepala Militer HTS Suriah Akan Membubarkan Sayap Bersenjata
DAMASKUS, SATUHARAPAN.COM-Kepala militer "Hayat Tahrir al-Sham" (HTS) Suriah yang menang m...