Sandiaga Uno Tetap Maju DKI-1 Meski Disebut di Panama Paper
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Wakil Ketua Umum Kadin, Bidang UMKM, Koperasi dan Industri Kreatif, Sandiaga Uno, yakin dirinya tetap maju pencalonan Gubernur DKI Jakarta meskipun namanya disebut dalam Panama Paper atau Dokumen Panama.
“Insya Allah itu akan mendorong lebih transparan ke depan. Dan saya memang berniat untuk membuat proses ini setransparan mungkin, saya mendukung untuk proses itu,” kata Sandiaga Uno yang ditanyai satuharapan.com usai acara Pengukuhan Dewan Pengurus Kadin Indonesia di Jakarta, hari Selasa (5/4).
“Kalau saya dikaitkan sebagai bakal calon Guberbur (DKI Jakarta) pasti akan men-disclosed semuanya ya. Karena ini adalah bagian daripada full disclosure dan transparansi. Jadi saya mendukung,” dia menambahkan.
Menurut politisi yang diusung oleh Partai Gerinda ini, pengungkapan Dokumen Panama tersebut sangat baik untuk Indonesia “sebagai cerminan bagaimana kita bisa meningkatkan transparansi dan kenyamanan berinvestasi di Indonesia.”
“Jadi ini merupakan suatu masukan yang baik. Dan dari Direktorat Pajak juga ini kan informasi yang bagus, dicocokkan dengan apa yang sudah ter-disclose di pihak mereka,” dia menambahkan.
Sandiaga mengaku, dalam rangka investasi dan menciptakan lapangan pekerjaan “memang penggunaan jasa penyedia offshore itu sangat lazim.”
“Dan ini merupakan suatu keniscayaan dalam konteks berinvestasi di Indonesia, menciptakan lapangan pekerjaan. Nah sudah selayaknya kita juga.”
Ketika ditanya, apa motif mendirikan perusahaan offshore seperti yang terungkap dalam Panama Paper, ia mengatakan perusahaan yang ingin melakukan investasi di selalu melakukan hal seperti itu. "Karena itu lazim di bidang keuangan," kata dia.
Sandiaga tidak menampik apabila hal ini akan dikait-kaitkan dengan proses politik yang ia jalani. Namun, menurutnya, bukan hanya dirinya yang melakukan praktik ini, ada lebih dari 3.000 nama.
"Ini memang sesuatu yang sangat lazim dan sesuatu yang dianjurkan justru oleh investor-investor dan pendanaan dalam rangka investasinya di Indonesia," kata dia.
Jadi, lanjut dia, dari segi hukum sudah sesuai dengan yang berlaku, dan "tidak ada hukum yang dilanggar, sudah sesuai dengan kaidah-kaidah komersial."
Sandiaga Uno juga menegaskan dirinya tetap membayar pajak. "Bayar pajaknya di Indonesia," kata dia.
Ketika ditanya, apakah ia siap apabila ingin dimintai keterangan oleh penegak hukum mengenai hal ini, Sandiaga Uno menyatakan kesiapannya.
"Oh senang, saya akan memberikan pengetahuan saya. Karena saya paling berpengalaman di bidang ini. Jadi saya bisa cerita bagaimana penciptaan lapangan pekerjaan dan investasi yang dihasilkan dari proses-prosesnya yang terjadi di ekonomi Indonesia ini," kata dia.
"Jadi ini bagus dan jangan dijadikan sebagai suudzon, tapi dijadikan sebagai pemicu dari bagaimana kita bisa meningkatkan investasi ke Indonesia dan menciptakan lapangan pekerjaan karena permasalahan di Indonesia ini penciptaan lapangan kerja," kata dia.
11,5 juta Dokumen
Bocornya apa yang disebut sebagai Panama Paper atau Dokumen Panama telah menjadi pemberitaan heboh di seluruh dunia. Total 11,5 juta dokumen milik firma hukum yang amat berpengaruh di Panama, Mossack Fonseca, ini memberi gambaran bagaimana firma itu bekerjasama dengan bank untuk menjajakan kerahasiaan finansial pada politikus, penipu, mafia narkoba, sampai miliuner, selebritas dan bintang olahraga kelas dunia.
Dokumen ini bocor dan diperoleh oleh sebuah konsorsium jurnalis global yang tergabung dalam International Consortium of Investigative Journalists (ICIJ), bersama dengan koran dari Jerman SüddeutscheZeitung serta dianalisis oleh lebih dari 100 organisasi pers dari seluruh dunia. Dari Indonesia media yang terlibat dalam proyek investigasi ini adalah Tempo.
Dokumen ini memberi banyak petunjuk, termasuk tentang 12 kepala negara (mantan dan yang masih menjabat) yang memiliki perusahaan di yuridiksi bebas pajak (offshore) yang dirahasiakan. Dilaporkan, setidaknya ada 128 politikus dan pejabat publik dari seluruh dunia namanya tercantum pada dokumen ini.
Editor : Eben E. Siadari
Kesamaan Persepsi Guru dan Orangtua dapat Cegah Kekerasan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Co-founder Sehat Jiwa Nur Ihsanti Amalia mengatakan, kesamaan persepsi an...