Sanggar Sapta Darma Dibakar, Bukti RI Tak Siap Hadapi Perbedaan
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Rumah ibadah penganut kepercayaan Sapta Darma di Dukuh Blando, Desa Plawangan, Kecamatan Kragan, Kabupaten Rembang, Provinsi Jawa Tengah, yang bernama Candi Busono dibakar massa pada hari Selasa (10/11).
Sebelumnya, sekelompok warga yang mengatasnamakan Forum Umat Islam (FUI) Desa Plawangan, meminta renovasi pembangaunan Candi Busono dihentikan. Kelompok itu tidak setuju dengan pembangunan sanggar, upaya untuk mencegah terjadinya insiden tidak diinginkan pun sempat dilakukan oleh Pelaksana Tugas Bupati Rembang dan Gubernur Jawa Tengah.
Anggota Komisi Agama Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Republik Indonesia, Maman Imanulhaq, berpendapat peristiwa tersebut kian membuktikan masyarakat Indonesia tidak siap menghadapi perbedaan.
"Saya menyayangkan kejadian pembakaran rumah ibadah kembali terjadi dan terus berulang di Indonesia. Ini menunjukkan ketidakdewasaan masyarakat Indonesia dalam menghadapi perbedaan yang ada," ucap Maman saat dihubungi satuharapan.com, hari Rabu (11/11).
Selain itu, politikus Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) itu juga menyayangkan ketidaksiapan intelijen negara dalam mencegah insiden itu terjadi. Bahkan, pemerintah daerah dan aparat keamanan dinilai lalai dalam mengantisipasi tindak anarkisme massa di Kabupaten Rembang itu.
"Ini pola-polanya sama dengan beberapa kejadian pembakaran rumah ibadah yang terjadi beberapa waktu lalu (Tolikara dan Aceh Singkil), intelijen kita tidak siap, pemerintah daerah, militer, dan sipil juga tidak bisa mengantisipasi pembakaran rumah ibadah itu terjadi," ujar Maman.
Menurut dia, ini menjadi pekerjaan rumah Kementerian Agama serta Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan, agar insiden serupa kembali tidak terjadi di masa mendatang.
Editor : Eben E. Siadari
Albania akan Blokir TikTok Setahun
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM - Pemerintah Albania menyatakan akan memblokir media sosial TikTok selama s...