Sapaan Ibu Tuhan Seperti Terjadi Pada Janin di Rahim Istriku
Lukas 1:44 Sebab sesungguhnya, ketika salammu sampai kepada telingaku, anak yang di dalam rahimku melonjak kegirangan.
SATUHARAPAN.COM - Saat membaca Lukas 1:39-56, hari Minggu malam, 30 Mei 2021, perhatian saya ditarik pada Lukas 1:44 dan saya langsung teringat peristiwa hari Kamis (27 Mei 2021) saat bersama istri melakukan pemeriksaan ultrasonografi (USG).
Malam Jumat itu, saya menemani istri melakukan kontrol bulanan ke rumah sakit katolik di Bekasi. Saya kaget dan terkejut saat melihat janin di USG yang bergerak seperti melambaikan tangan dan menggerakan kakinya.
Saat itu dokter memperlihatkan janin yang ada di dalam rahim istri saya. Saya pun spontan memanggil janin tersebut dengan bilang, "Dede, dede" beberapa kali.
Saat mengatakan demikian janin tersebut bergerak mengayunkan tangan dan kakinya yang masih ukuran seperti ukuran jarum atau lidi atau halus seperti benang gitu ditunjukkan dalam layar hitam putih.
Perasaan saya begitu terpesona, kagum, terharu, girang dan penuh dengan syukur melihat respons janin buah hati kami itu. Memang janin kami baru memasuki usia kehamilan 10 Minggu, namun saya dan istri merasakan penuh dengan ucapan syukur kepada Tuhan.
Pada Senin ini, Gereja merayakan "Pesta Santa Perawan Maria Mengunjungi Elisabet." Dalam refleksi ini saya membayangkan peristiwa kunjungan Maria kepada Elisabet itu.
Saya menyadari begitu bahagianya Elisabet ketika salam dari Bunda Maria sampai kepada telinganya, dan anak yang di dalam rahim Elisabet melonjak kegirangan.
Bagi saya, pengalaman melihat USG dan juga bacaan Injil hari ini seperti hidup dan nyata saat melakukan refleksi kali ini. Suka cita dan bahagia kami seperti sapaan ibu Tuhan terjadi juga pada janin di rahim istri saya.
Senin pagi ini, sekitar pukul 06.00 WIB, saya di WhatsApp oleh Alfons Jehadut, Unit Naskah & Penerbitan Lembaga Biblika Indonesia, yang mengirimkan inspirasi pagi berjudul: "Keilahian Yesus dan Posisi Maria."
Saya kutip sebagian tulisan Alfons Jehadut dari lbi.or.id, 31 Mei 2021, yang menyebutkan, "Ketika sampai di rumah Zakharia, Maria memberi salam kepada Elisabet. Pada saat itu, Elisabet merasakan anaknya bergerak melonjak kegirangan dalam kandungan. Sesuai perkataan malaikat Tuhan (Luk. 1:15), anak dari Elisabet, yakni Yohanes Pembaptis, sudah menjadi nabi Allah yang Mahatinggi sejak masih berada dalam kandungan ibunya. Lonjakan kegirangan itu dilihat sebagai awal dari kesaksian Yohanes Pembaptis tentang Yesus."
Alfons mengatakan, karena tindakan profetis anaknya yang melonjak kegirangan, Elisabet menyapa Maria sebagai ibu Tuhan. “Siapakah aku ini sampai ibu Tuhanku datang mengunjungi aku?” demikian ia berkata. Dalam sapaan ini terungkap dua misteri, yakni keilahian Yesus dan posisi Maria sebagai ibu Tuhan.
Para sahabat terkasih, dalam refleksi ini saya mengakui Maria sebagai Ibu Tuhan Yesus, Bunda Allah dan Elisabet sebagai ibu Nabi Allah dari Yohanes Pembaptis.
Saya dan keluarga kecil saya ikut merayakan pesta gereja hari ini dengan doa dan ucapan syukur. Terutama dalam kesempatan ini kami berterima kasih untuk sahabat dan kolega yang mendoakan saya dan istri untuk dikaruniakan buah hati.
Semoga berkat Allah melimpah bagi umat beriman Allah di mana pun dan dalam kondisi apa pun yang dialami hingga detik ini.
Semoga bagi setiap keluarga mendapatkan sapaan dari Ibu Tuhan Yesus, Bunda Allah dengan kasih karunia yang dicurahkan Allah. Semoga harapan dan permohonan setiap keluarga diberikan yang terbaik sesuai kehendak Allah.
Marilah jiwa kita dan setiap keluarga seperti Bunda Maria yang memuliakan Tuhan dan hati kita bergembira karena Allah, Juruselamat kita. +Dimuliakanlah Tuhan detik ini dan selama-lamanya. Amin.+
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...