Sapi Makan Sapi
Teriakan ”sapi makan sapi” terjadi karena petani terpaksa menjual salah satu sapinya, demi menghidupi sapi-sapi lainnya.
SATUHARAPAN.COM – ”Sapi Makan Sapi.” Ini bukan iklan baru. Bukan karena sapi-sapi itu kini berubah dari pemakan tumbuhan (herbivora), menjadi pemakan daging (karnivora) atau pemakan tumbuhan dan daging (omnivora). Tetapi, inilah teriakan petani dan peternak di tengah musim kemarau yang panjang. Petani dan peternak tidak bisa dipisahkan. Sebab petani umumnya berternak, sedang peternak biasanya bertani.
Teriakan ”sapi makan sapi” terjadi karena petani terpaksa menjual salah satu sapinya, demi menghidupi sapi-sapi lainnya. Ini terjadi di berbagai wilayah Indonesia. Di sekitar Gunung Merapi, petani terpaksa menjual sapinya untuk membeli air agar sapi-sapi lainnya bisa minum. Sebab kebutuhan air untuk sapi-sapinya mencapai Rp 80.000,- hingga Rp 150.000,- per hari Di tempat lain, petani menjual sapinya untuk membeli rumput, supaya sapi lainnya bisa makan. Biasanya rumput diperoleh secara gratis dari ladangnya. Kini, kalau harus membeli rumput harganya Rp 250,- per kg atau daun jagung Rp 1.000,- per kg dan katul Rp 3.000 per kg. Padahal kebutuhan pakan seekor sapi per hari sekitar 20 kg rumput atau daun, 5 kg katul, dan air.
Bencana kekeringan musim ini sudah memasuki tahap memprihatinkan. Data Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) mengungkapkan sudah ada 86 kabupaten/ kota, di 20 provinsi Indonesia yang mengalami kekeringan. Terbanyak terjadi di Pulau Jawa, NTT, dan NTB.
Apa yang bisa dilakukan untuk menanggulangi bencana tahunan ini? Harapan agar musim hujan tidak kebanjiran dan musim kemarau tidak kekeringan harus diwujudnyatakan. Air hujan ditampung di situ-situ, waduk-waduk, dan danau-danau buatan. Tidak langsung dibuang ke laut, dengan cara penghijauan, pengembangan biopori, dan peresapan air. Air hujan harus dimasukkan ke dalam tanah, agar permukaan air tanah naik, musim kemarau air tetap mengalir, pepohonan dan rumput tetap hijau. Sehingga sapi-sapi dapat makan rumput, dan petani pun sejahtera.
Semoga!
Editor: ymindrasmoro
Email: inspirasi@satuharapan.com
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...