Satgas Prihatin Orang Yang Positif COVID-19 Melakukan Perjalanan Wisata
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Satgas Penanganan COVID-19 prihatin adanya wisatawan positif yang gagal berangkat ke Bali, namun mengalihkan liburannya ke Malang, Jawa Timur. “Ini hal yang sangat memprihatinkan,” kata Juru Bicara Satgas, Wiku Adisasmito, hari Selasa (8/2)
"Melihat kondisi ini kami amat prihatin karena masih saja ada orang yang menyepelekan penularan COVID-19 bahkan sedang tinggi dalam dua pekan terakhir ini," kata Wiku.
Hal ini harusnya bisa menjadi pelajaran bagi masyarakat untuk perlunya mengesampingkan ego demi keselamatan bersama. Selain kesadaran yang harus tinggi dari masyarakat, pemerintah setempat termasuk penyelenggara wisata sebagai penanggung jawab fasilitas publik untuk betul-betul melakukan skrining kesehatan, karena dapat mencegah penularan yang tinggi di tengah kondisi alamiah fasilitas publik yang cenderung padat.
Dijelaskan, ada empat fakta dan data terkini di lapangan yang harus di cermati. Pertama, angka reproduction rate seluruh Pulau di Indonesia pekan ini, seluruhnya sudah berada di atas angka 1 (1,02-1,12). Yang artinya penularan masih ada dan terjadi di komunitas dengan pola penambahan kasus berlipat atau eksponensial. Angka ini perlu diamati selama dua pekan ke depan.
Kedua, banyaknya kasus harian di beberapa daerah yaitu Banten, DKI Jakarta, dan Bali bahkan melampaui pola kenaikan pada periode gelombang kedua yang dipicu varian Delta. Hal ini berpotensi memunculkan gelombang kasus baru di Indonesia.
Ketiga, terjadi tren kenaikan rawat inap di rumah sakit secara konsisten sejak 21 Januari 2022. Jika tidak segera diantisipasi, maka dapat menyebabkan peningkatan keterisian rumah sakit dan fasilitas kesehatan lainnya.
Keempat, persentase penyumbang kematian terbanyak orang dengan usia lanjut, pengidap komorbid, dan orang yang belum divaksinasi. "Jika angka kematian terus memuncak maka berpeluang menyebabkan peningkatan kebutuhan alat, material, dan obat-obatan COVID-19 dalam jumlah besar," sambung Wiku.
Untuk itu, perlu kembali dievaluasi dan ditingkatkan implementasinya oleh masyarakat, terutama disiplin menjalankan protokol kesehatan dan secara sukarela melengkapkan dosis vaksinasi.
Hal ini penting dipahami, karena orang yang patuh protokol kesehatan masih bisa terkena. Untuk itu perlunya mengevaluasi kedisiplinan secara kolektif termasuk melengkapinya dengan vaksinasi untuk bisa saling menjaga.
Editor : Sabar Subekti
AS Laporkan Kasus Flu Burung Parah Pertama pada Manusia
NEW YORK, SATUHARAPAN.COM-Seorang pria di Louisiana, Amerika Serikat, menderita penyakit parah perta...