Satu Keluarga WNI Dievakuasi dari Jalur Gaza ke Mesir
JAKARTA, SATUHARAPAN.COM-Pemerintah Indonesia telah mengevakuasi empat warga dari Jalur Gaza, kata Menteri Luar Negeri, Retno Marsudi, pada hari Jumat (3/11), setelah upaya rumit untuk memastikan perjalanan yang aman bagi mereka.
Sepuluh warga Indonesia tinggal di Gaza yang berpenduduk padat, yang terus-menerus diserang sejak 7 Oktober, ketika pesawat tempur Israel mulai membombardir wilayah itu setiap hari sebagai pembalasan atas serangan yang dilakukan oleh kelompok militan Hamas yang berbasis di Gaza.
Lebih dari tiga pekan setelah pemboman mematikan tersebut, Israel mengizinkan beberapa pemegang paspor asing untuk mengungsi ke Mesir melalui penyeberangan Rafah.
Namun, karena tidak adanya gencatan senjata kemanusiaan, para pengungsi dan orang-orang yang membantu mereka mencapai perbatasan, terus-menerus berada dalam ancaman serangan Israel.
Menteri Luar Negeri Retno Marsudi mengatakan kepada wartawan di Jakarta, sejauh ini satu keluarga yang terdiri dari seorang warga negara Indonesia, istrinya yang warga Palestina, dan ketiga anaknya berhasil masuk ke Mesir.
Evakuasi, katanya, “bukanlah sesuatu yang mudah” dan dibutuhkan tiga kali upaya sejak hari Rabu bagi keluarga tersebut untuk mencapai Rafah, karena “ada serangan di sepanjang jalan.”
Keluarga tersebut akhirnya sampai di perbatasan pada hari Kamis (2/11) malam dan pada Jumat pagi dirawat oleh staf konsuler Indonesia di Mesir.
“Yang membuat proses evakuasi semakin sulit adalah komunikasi yang terputus-putus. Kadang-kadang ada hubungannya, tapi seringkali tidak,” kata Retno seraya menambahkan bahwa negara-negara lain juga mengalami kesulitan yang sama.
“Penjelasan saya mengenai upaya ini… adalah bukti betapa sulitnya upaya yang diperlukan untuk menciptakan koridor evakuasi yang aman.”
Pemutusan sambungan telepon dan internet oleh Israel pekan lalu membuat Gaza mengalami pemadaman komunikasi di tengah intensifnya pemboman udara.
Meskipun beberapa komunikasi telah pulih, komunikasi tersebut sering terputus dan sulit untuk dipelihara karena pasokan listrik telah habis di wilayah yang terkepung.
Indonesia kini berusaha mengevakuasi keluarga kedua.
“Mereka adalah tiga warga negara Indonesia (suami dan dua anak) dan seorang istri warga Palestina. Kemarin, Kamis, 2 November, sudah sampai di gerbang Rafah, namun masih ada beberapa kendala administratif yang sedang diselesaikan,” kata Retnho Marsudi.
Dia menambahkan bahwa ada tiga warga Indonesia lainnya di Gaza, sukarelawan dari MER-C, yang mendanai Rumah Sakit Indonesia di Bait Lahia. Mereka tetap di rumah sakit dan memilih untuk tinggal.
“Kami juga sudah berkomunikasi dengan ketiganya sejak awal,” kata Menkeu. “Mereka telah memutuskan untuk tinggal di Gaza. Kami akan terus berhubungan.” (dengan Arab News)
Editor : Sabar Subekti
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...