Satu Pemimpin NIIS Diperkirakan Tewas di Suriah
WASHINGTON, SATUHARAPAN.COM - Seorang pemimpin Negara Islam Irak dan Suriah (NIIS) diperkirakan tewas dalam serangan udara oleh Amerika Serikat di timur laut Suriah pada 4 Maret, kata seorang pejabat Pentagon.
Target serangan 4 Maret adalah Omar al-Shishani, pria asal Georgia berjanggut merah yang berperang bersama kelompok jihad di Suriah, kata Pentagon hari Selasa (8/3) seperti dikutip AFP. Namun hasil operasi itu masih sedang diteliti.
Seorang pejabat AS yang berbicara dengan syarat anonim mengatakan, Shishani "kemungkinan tewas" dalam serangan udara dan drone. Sebanyak 12 jihadis NIIS lainnya juga tewas.
Al-Shishani yang sebelumnya bernama Tarkhan Batirashvili adalah di antara orang yang paling dicari oleh AS yang menjanjikan hadia penangkapan sebesar US$ 5 juta.
Namun demikian pihak AS belum menyebutkan kematiannya. Kurangnya kehadiran militer AS di wilayah itu menyulitkan menilai keberhasilan operasi yang menargetkan militan di Suriah. Sementara lapotan kematian Shishani beberapa kali dinyatakan tidak benar.
Mantan Militer Georgia
Juru bicara Pentagon, Peter Cook, menggambarkan Shishani sebagai "pemimpin berpengalaman yang telah memimpin NIIS di Irak dan Suriah."
Kematiannya, jika benar, akan menghambat upaya perekrutan orang asing oleh NIIS, terutama dari Chechnya dan wilayah Kaukasus, dalam mempertahankan benteng NIIS di Suriah dan Irak.
Ayah Shishani ini, Taimouraz Batirashvili, mengatakan kepada kantor berita Rusia, Interfax bahwa dia tidak dapat mengkonfirmasi kematian. "Saya tidak tahu apa-apa tentang kematian anak saya. Mereka mengumumkan kematiannya hampir setiap bulan."
Departemen Keuangan AS menyebut Shishani sebagai teroris asing pada tahun 2014, dan mengatakan dia mempertahankan "otoritas unik" dalam NIIS atau dikenal juga sebagai ISIS. Pria Georgiaini " di ISIS setara dengan menteri pertahanan," kata pejabat AS.
Dalam serangan udara terakhir pesawat AS membom wilayah dekat Al-Shadadi, sebuah kota di timur laut Suriah yang direbut kembali dari NIIS bulan lalu oleh kelompok anti-NIIS lokal yang bersekutu dengan koalisi yang dipimpin AS.
Pejabat AS mengatakan hal itu adalah "tidak biasa dan patut diperhatikan" bahwa Shishani melakukan perjalanan dari Raka, ibu kota dan tempat NIIS memproklamirkan diri, ke Al-Shadadi.
"Ini adalah kemungkinan menurunnya semangat NIIS, akibat serangkaian kekalahan oleh Pasukan Demokratik Suriah," kata pejabat itu.
Pemberontak Chechnya
Shishani berasal dari sebuah kota di Georgia yang dihuni terutama oleh etnis Chechen, kata pejabat itu. Dia berjuang sebagai pemberontak Chechnya melawan pasukan Rusia sebelum bergabung dengan militer Georgia pada tahun 2006, dan melawan pasukan Rusia lagi di Georgia pada tahun 2008.
Setelah keluar dari militer Georgia dengan alasan kesehatan, dia masuk Suriah pada tahun 2012 dan bergabung dengan NIIS.
Dalam operasi militer NIIS, Shishani dan kelompoknya menjadi kekuatan tempur yang efektif untuk melawan tentara Suriah. Dia menggabungkan kemampuan orang Suriah yang tahu medan dan kemampuan tempur orang Chechen, kata pejabat AS.
Shishani diyakini memimpin penjara di Tabqa, dekat Raqa, di mana banyak ditahan warga asing. Dia kemudian menjalankan operasi militer di Suriah utara.
Banyak jihadis NIIS asing berasal dari bekas Uni Soviet yang diperkirakan jumlahnya hampir sama dengan dari Eropa, menurut konsultan intelijen yang berbasis di AS, Soufan Group.
Korban Pelecehan Desak Vatikan Globalkan Kebijakan Tanpa Tol...
ROMA, SATUHARAPAN.COM-Korban pelecehan seksual oleh pastor Katolik mendesak Vatikan pada hari Senin ...